loading...

Selasa, 02 Oktober 2018

Menjadi Melankolis Ternyata Berbahaya



Srengenge - Kita sering mendengar kata melankolis. Biasanya orang melankolis cenderung tenang, romantis, namun juga cengeng. Apakah pengertian tersebut tepat?

Sekitar abad ke-10, Ibnu Sina, Ilmuwan Muslim yang juga ahli dalam bidang fisiologi dan psikofisiologi telah menjabarkan pengertian Melankolia (Uzn), dalam sebuah pembahasan fi'l- Uzn.

Salah satunya karena mabuk cinta, sehingga denyut jantung lebih cepat dari biasanya. Inilah yang barangkali kemudian dikaitkan dengan hal-hal romantis.

Padahal melankolia (uzn) adalah keadaan pikiran yang selalu mengenang masa lalu, sementara masa lalu manusia beraneka ragam, ada yang bahagia dan pahit. Keduanya melebur bersama waktu.

loading...
Mereka yang terserang melankolia biasanya senang mengenang masa lalu. Hal tersebut tidak keliru jika hanya sebatas dijadikan cermin untuk menatap masa sekarang.

Hanya saja, seringkali mengenangnya tersebut berlebihan sehingga mempengaruhi suasana psikologi dan mentalnya.

Mengenang kebahagiaan masa lampau yang sekarang sudah tidak ada, bisa menimbulkan kesedihan dan ratapan. Sementara mengenang kepahitan di masa lampau, bisa memicu trauma. Dua hal tersebut sama-sama tidak "menyehatkan" bagi psikologis manusia.

Dalam aspek medis, hal tersebut bisa menyebabkan kelembaban otak, yang kemudian dikenal teori frenologi. Gangguan mental karena terjadi rembesan pada otak. Cara berpikir sangat berpengaruh pada kesehatan fisik.

Sikap melankolis bisa berupa terlalu larut dalam kesedihan, karena penghianatan atau karena kebahagiaan yang hilang.

Pada taraf yang mengkhawatirkan, melankolia bisa memicu tindakan berbahaya, seperti bunuh diri. Tak sedikit yang rela mati, atau lebih baik mati daripada kehilangan cinta dan bahagia.

Karenanya sifat melankolia mendorong pada perilaku yang berlebihan dan tidak masuk akal, dan itu jelas sangat berbahaya. (red.s)

Diolah oleh redaksi
Sumber foto : @artevm