loading...

Senin, 17 Desember 2018

Minum Kopi Membuat Orang Cepat Tua?



SRENGENGE.ID - Benarkah rutin minum kopi membuat orang terlihat lebih tua dari usia seharusnya? Apakah itu sekadar mitos atau memang memiliki argumentasi ilmiah?
tempo co

Kopi mengandung kafein yang disatu sisi punya manfaat bagi tubuh, terutama dalam memperbaiki mood dan fokus, namun ternyata minuman seperti kopi (dan minuman bersifat adiktif lain seperti alkohol, minuman soda, dlsj) bersifat diuretik.
loading...

Artinya, minuman itu tidak diolah secara langsung menjadi air kencing, sehingga betapapun banyaknya dikonsumsi, tidak bisa digunakan untuk mengatasi dehidrasi. Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh ini mempercepat proses katabolisme dalam tubuh, sehingga kulit cepat kering, ganggung pencernaan, sakit kepala dan semacamnya.

Para pecandu kopi seringkali mengalami pusing atau sakit kepala ketika berhenti minum kopi sehari saja. Sebenarnya itu merupakan efek katabolik yang justru diakhibatkan oleh kopi itu sendiri.

Masalahnya, seringkali orang merasa tidak haus lagi setelah minum kopi, padahal kopi tidak mengatasi dehidrasi. Inilah yang membuat katabolisme dalam tubuh bereaksi lebih cepat sehingga orang terlihat cepat tua, dilihat dari keringnya kulit, cepat lelah, salah cerna, dsj.

dr. Hans Diehl dan dr. Aileen Ludington dalam sebuah buku berjudul *Health Power : Health by Choice Not Chance* merekomendasikan agar mengimbangi minum air putih setelah minum kopi dan minuman diuretik lainnya.

Pada intinya minum kopi tidak berdampak terlalu buruk jika asupan cairan lain tercukupi. Karena bagaimanapun kopi bersifat diuretik, sehingga tidak bisa menggantikan peran air putih bagi tubuh. (Red.fa)

Rabu, 05 Desember 2018

Perbedaan Salafiah, Mazhabiah dan Tajdidiah



Dalam Pandangan Prof. Dr. Alyasa Abubakar, Perbedaan salafiah, mazhabiah dan tajdidiah dapat disebutkan sebagai berikut:

No
ASPEK
SALAFIAH
MAZHABIAH
TAJDIDIAH
1
Dasar metode
Internalisasi,
internalisasi,
akademik ilmiah
2
Metode
sederhana, bebas & semena-mena
Lugawiah
Ta`liliah, istislahiah, burhani
3
Orientasi
Masa lalu, Sahabat
Masa lalu, mazhab
Masa kini dan masa depan
4
Cakupan isi
Parsial praktis
Parsial, praktis, sistematis
Padu, menyeluruh sistematis
5
Jumlah kebenaran
Tunggal, tarjih
Tunggal, tarjih
Beragam, tanawwu`
6
Sistematika
Sederhana
Tertutup
Terbuka
7
Penghargaan atas pendapat Sahabat
Bagian dari sunnah Rasul
Bagian dari sunnah Rasul
Sama dengan ijtihad lain
8
Hubungan dengan ilmu &teknologi
Menolak ilmu
Menerima terbatas
Menerima dan memanfaatkan
9
Logika yang dipakai
Subjektif, kata hati, pikiran logis
Logika formal Aristoteles
Logika modern (deduktif, induktif, reflektif)

(Red.S)

Senin, 03 Desember 2018

Menghibur Diri dengan Ilmu Pengetahuan



 Senin, 3 Desember 2018

Kesadaran atau kecintaan terhadap ilmu pengetahuan kadang-kadang datang terlambat. Misalnya, setelah lulus sekolah atau kuliah. Baru menyadari pentingnya, setelah dibenturkan dengan realitas yang ada, baru berujar : dulu kenapa tak serius ya?

Bahkan kalau diingat, begitu girang rasanya ketika bel pulang berbunyi, atau ketika libur sekolah datang. Mungkin karena suasana di dalam kelas yang meletihkan, dan karena terlalu formal, ditambah materi pelajaran yang tidak mengundang selera.

Betapa bersyukurnya mereka yang menemukan kecintaan pada belajar, bahkan saat masa-masa sekolah. Sehingga dengan ringan melangkahkan kaki menuju sekolah, madrasah, atau perpustakaan.

Pada titik kesadaran tertentu, banyak orang mengerti bahwa ilmu pengetahuan ibarat oase yang menyegarkan pikiran, menghibur diri, dan membuat pandangan lebih luas.

Saat harus menjalani tuntutan hidup yang pelik, atau ketika dibenturkan pada kebutuhan realitas yang menjemukan, ilmu pengetahuan bisa sedikit meredakan, melegakan, meski tidak mengatasi persoalan yang dihadapi.

Saat emosi terus diuji karena sikap orang-orang sekitar, maka ilmu pengetahuan, melalui cabang psikologi misalnya, sedikit memberikan pandangan tentang kondisi kejiwaan seseorang, yang terkadang membuat kita lebih belajar untuk memahami ketimbang mengedepankan emosi.

Ketika melihat alam, kita berpikir bagaimana semua ini berkaitan. Bagaimana manusia hidup bersama hewan, tumbuhan, dan segala kompleksitas di dalamnya.

Ketika melihat masyarakat yang majemuk, kita berpikir bagaimana cara masing-masing orang memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagaimana mereka saling berinteraksi satu sama lain.

Ilmu pengetahuan berproses secara alamiah dalam pikiran dan jiwa manusia. Hanya saja, seringkali oleh manusia sendiri, hanya digunakan untuk meraih jabatan, pangkat, dan keuntungan materi. Apalagi hanya sebagai prestise.

Seringkali, ilmu pengetahuan hanya di atas namakan dalam sepangkat gelar, selembar ijazah, atau sertifikat. Padahal ilmu pengetahuan berpasangan dengan adab. Keduanya saling terkait dan mewujud dalam sikap dan perilaku.

Itulah kenapa, pada kondisi tertentu, orang mencari kedamaian dengan ilmu pengetahuan, seperti hadir di pengajian, mendengarkan tausiyah yang berisi wawasan dan pengetahuan baru dari Ustad, Dai, atau penceramah.

Itulah kenapa, bagi sebagian orang, perlu datang ke perpustakaan : membaca, merentangkan wawasan, memperkaya pengetahuan dan meluaskan pandangan.

Pada akhirnya, kita menemukan bahwa ilmu pengetahuan itu luas. Tidak saja apa yang tertulis di dalam buku. Kehidupan diri kita sendiri adalah sebuah pengetahuan, kehidupan orang lain, cerita-cerita yang mereka sampaikan.

Sebab itu memang menghibur, meski bukan hiburan. Hadiah Tuhan bagi umat manusia. []

Tabik,
Ahmad Fahrizal Aziz
Just-fahri.blogspot.com

Identitas dan Karakter Muhammmadiyah Menurut Haedar Nashir




Pertama, Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar makruf nahi munkar dan tajdid, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 

Kedua, dalam beragama Muhammadiyah selalu memperlihatkan sikap wasathiyah (tengahan) dan tidak ghulul (ekstrim), dengan tetap istiqamah pada prinsip-prinsip Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah yang shahihah/maqbulah serta mengembangkan akal pikiran yang sesuai dengan ajaran Islam.
loading...

Ketiga, Muhammadiyah memandang  Islam  sebagai  agama  yang  berkemajuan  (Dinul hadharah) dan mengandung kesatuan yang utuh, menyangkut aspek-aspek aqidah, ibadah, akhlaq dan mu’amalah duniawiyah, tanpa memandang satu aspek lebih penting dari yang lainnya, serta mewujudkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat melalui dakwah yang terus menerus.

Keempat, pandangan Muhammadiyah tentang tajdid atau pembaharuan cendernng seimbang antara  pemurnian  (purifikasi)  dan  pembaruan/pengembangan  (modernisasi, dinamisasi).

Kelima, ideologi Gerakan Muhammadiyah mengedepankan penerapan nilai-nilai dan prinsip Islam dalam kehidupan dan lebih berorientasi pada pembentukan masyarakat Islam. 

Keenam, Muhammadiyah menampilkan corak Islam yang mengedepankan amaliyah yang terlembaga dan terorganisasi sebagai perwujudan dan keyakinan dan pemahaman Islam dalam Muhammadiyah, sehingga Islam termanifestasikan secara konkrit.

Ketujuh, perjuangan Muhammadiyah lebih memilih jalur dakwah di bidang kemasyarakatan dan tidak menempuh jalur politik sebagaimana ditempuh oleh partai politik, dengan tetap menjalankan peran-peran kebangsaan.

Kedelapan, Muhammadiyah menerima Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Negara bangsa, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil dan makmur dan diridlai Allah SwT: Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Kesembilan, dalam memosisikan diri di hadapan Negara/Pemerintah, Muhammadiyah senantiasa mengembangkan sikap amar ma’ruf nahi munkar dalam makna memberikan dukungan pada kebijakan-kebijakan yang positif, sebaliknya melakukan kritik secara bijaksana terhadap kebijakan-kebijakan yang dipandang tidak baik. Kesepuluh, sejalan dengan Kepribadian Muhammadiyah, dalam memperjuangkan sesuatu lebih mengedepankan sikap toleran, demokratis, damai, cerdas, bekerjasama dengan golongan manapun untuk kebaikan, kuat dalam prinsip tetapi luwes dalam cara, menjauhi konfrontasi apalagi kekerasan.

Terakhir, bergerak melalui sistem organisasi (Persyarikatan) dan tidak bersifat perorangan dengan menjunjung tinggi semangat kolektif kolegial, demokratis, musyawarah, dan ukhuwah. (Red.S)