loading...

Minggu, 23 Oktober 2016

Ber-Muhammadiyah Ala Soekarno


Bermuhammadiyah Ala Soekarno



Muhammadiyah Boleh membanggakan dirinya bahwa Presiden pertama Indonesia adalah salah satu aktivis Muhammadiyah, Beliau adalah Dr. Ir. Soekarno. Sejak muda beliau sudah mengagumi sosok KH. Ahmad Dahlan, ketika di bengkulu menikahi aktiv “Aisiyah, di tempat sama juga pernha menjadi ketua bagian  pengajaran Muhammadiyah bengkulu serta ketika sakit ada tiga hal yang selalu ditanyakan soekarno, yaitu kabar Negara, kabar keluarganya dan kabar muhammadiyah.

Sekilas melihat riwayat sejarah di atas, terlihat Soekarno adalah sosok Muhammadiyah fanatik, akan tetapi bagaimana sesungguhnya Soekarno dalam berMuhammadiyah? Apakah Soekarno selalu patuh dan taat terhadap Muhammadiyah?, apakah Soekarno selalu menganggap Muhammadiyah paling benar?. Dan Apakah Soekarno pernah mengkritik Muhammadiyah?,.

Mari kita pahami bersama, bagaimana Soekarno dalam ber Muhammadiyah ?

Suatu ketika pada awal 1939, Soekarno pernah meninggalkan rapat Muhammadiyah karena di sebuah sudut ruangan dipasang tabor untuk memisahkan kaum wanita dan kaum pria. Soekarno berpendapat bahwa tabir itu sebagai lambing perbudakan kaum wanita. Ia menjelaskan :

“Allah melarang orang mencuri. Kenapa tidak semua rumah ditutup rapat saja, agar semua orang tidak bisa mencuri? Atau Allah melarang orang berdusta, kenapa kita tidak menjahit saja mulut kita agar supaya kita tidak berdusta?, nah ! begitulah duduknya dengan pandang memandang antara laki-laki dan perempuan. Dilarang pandang memandang bila tidak perlu, tetapi tidak diperintahkan bertabir !. masing-masing orang harus menjaga hati dan matanya sendiri”

Pada waktu dan acara yang berbeda Soekarno mengatakan bahwa dirinya masuk di Muhammadiyah untuk mengabdi kepada Islam, dan tidak serta merta mumufakati semua yang ada di Muhammadiyah. Lebih jelasnya Ia mengatakan:

“dari H. Mansur c.s saya percaya akan datang banyak perubahan. Di dalam konferensi pengajaran daerah bengkulu, saya pernah katakana, bahwa janganlah orang mengira. Saya akan ikut saja semua aliran yang ada di dalam Muhammadiyah. Saya ingin menjadi satu motor evolusi !,  sejarah dunia menunjukkan bahwa selkamanya da perjuangan dan dialektik antara kuno dan muda, antara ortodoksi daan evolusi, antara kolot dan modern.

Islam sejati mau mengangkat derajat perempuan, akan tetapi ortodoksi menjadi rem besar bagi evolusinya perempuan itu. Orang yang memberantas ortodoksi itu selamanya mendapat rintangan.  Bagi saya tabir adalah satu symbol perbudakan, yang tidak dikehendaki oleh Islam. H. Sujak bersama dengan Tuan Semaun Bakri pun berkata, bahwa tabir itu pun tidak perlu. Bahkan beliau menceritakan, bahwa H. dahlan marhum pun berpendapat begitu”.

Memang soekarno sangat perhatian sekali terhadap Muhammadiyah modern dalam menerjemahkan ajaran islam, tapi Soekarno juga di tdak menampik bahwa di Muhammadiyah sendiri masih ada elemen-elemen yang ia pandang masih kolot sekali. 

Begitulah berMuhammadiyah ala Soekarno. Beliau BerMuhammadiyah tidak membati buta, tidak taqlid terhadap Muhammadiyah, Soekarno BerMuhammadiyah secara wajar. dan satu lagi yang pasti bahwa Soekarno makin lama makin cinta terhadap Muhammadiyah (Red.S)

______


Sabtu, 22 Oktober 2016

Soekarno Dan Rasionalitas Berfikir

Soekarno Dan Rasionalitas Berfikir



Diantara tokoh yang berpengaruh di Indonesia adalah Dr. Ir. Soekarno, Presiden pertama republic tercinta ini. Disampin itu, Soekarno adalah seorang pemimpin Muslim, yang mana di Timur Tengah beliau diakui sebagai pemimpin Muslim. Pandangan masyarakat Timur tengah tersebut berbeda dengan pandangan masyarakat Indonesia sendiri tentang Soekarno. Di Indonesia, Ir soekarno lebih ditonjolkan sebagai sosok nasionalis bukan seorang tokoh Muslim.

Walaupun begitu, Sokarno tak kalah menulis tentang islam,serta mengeluarkan argumennya sendiri mengenai ajaran islam. Ia adalah sosok enerjik, Soekarno biasa menyerang doktrin taqlid dan sikap anti Ijtihad, Beliau menantang paham yang kolot, paham penuh tahayul dan bid’ah dan menjunjung tinggi paham rasionalisme.

Bung karno membuang jauh-jauh sikap anti barat secara priori. Ia juga mengecam sikap islam trasionalis dan disebutknya dengang sebutan “semangat kurma" dan ‘semangat sorban”. Dalam hal ini soekarno berkata:

“ kita tidak ingat bahwa Nabi SAW sendiri telah menjaizkan urusan dunia menyerahkan kepada kita sendiri perihal urusan dunia, membenarkan segala urusan dunia yang baik dan tidak haram atau tidak makruh. Kita royal sekali dengan perkataan “kafir” kita gemar sekali mencap segala barang yang baru dengan cap “kafir”. Pengetahuan barat – kafir, radio dan kedokteran – kafir, pantalon dan dasi dan topi –kafir, sendok dan garpu dan kursi – kafir, tulisan latin – kafir, ya pergaulan dengan bangsa yang bukan Islampun – kafir !. padahal apa-apa yang kita namakan Islam ? bukan Roh Islam yang berkobar kobar, bukan api islam yang menyala-nyala, bukan amal islam yang mengagumkan, tetapi dupa dan korma dan jubah dan celak mata !.

Seokarno menambahkan:


“ Akal kadang-kadang tidak mau menerima Qur’an dan Hadits sahih itu, buka karena Qur’an dan Nabi salah, tetapi karena cara kita mengartikannya adalah. Kalau ada sesuatu kalimat dalam Qur’an atau Sabda Nabi yang bertentangan dengan akal, maka segeralah rasionalisme itu menjadi tafsir keterangan yang bisa diterima dan setuju dengan akal itu”

Saran lain yang dilontarkan soekarno adalah pemahaman islam yang tidak hanya berkutat pada halal dan haram saja, tetapi juga kepada hal-hal yang mubah dan jaiz serta mempunyai kemerdekaan  berfikir. Menurut Soekarno, orang yang bertindak menurut ilmu pengetahuan (ilmiah) berarti ia telah bertindak menurut hokum alam yang berlaku.  Oleh karena itu Soekarno tidak melawan hokum alam, tetapi menggunakan hukum alam itu sendiri sehingga ia mendapatkan daya guna yang tinggi. Jadi, sesuatu dapat disebut modern, jika ia  bersifat rasional, ilmiah, dan sesuai dengan hukum alam yang berlalu. Begitulah rasionalitas berfikir soekarno. (Red.S)

________

Jumat, 21 Oktober 2016

Soekarno Dan Perhatiannya terhadap Sains Islam

Dr (HC), Ir. SOEKARNO DAN PERHATIANNYA  TERHADAP SAINS ISLAM


Sudah bukan informasi baru bahwa soekarno adalah salah seorang pemimpin sekaligus pemikir muslim. Ia belajar agama Islam dari banyak literature, baik luar maupun dari dalam negeri. Karena ia sudah memiliki persepsi dan asumsi mengenai ajaran Islam, maka Ia ingin menampilkan pandangannya sendiri mengenai ajaran Islam.

DR (HC), Ir. Soekarno berfikir, hendaknya dilakukan kritik terhadap paham-paham islam tradisonal, untuk kemudian dikembalikan ke ajaran ontentik islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan As sunnah. Disamping menganjurkan konsep tersebut (kembali ke Al Qur’an dan as Sunnah), Soekarno juga menganjurkan dipakainya Ilmu Ilmu umum seperti ilmu sosial, ilmu biologi, ilmu science untuk memahami Al-Qur’an..Ia bersikap kritis terhadap kitab-kitab tafsir yang belum memakai ilmu pengetahuan umum, seperti karangan Al-Baghawi dan Al Mazhari. Hal tersebut terlihat dalam ucapannya:

“bagaimana orang bisa betul-betul mengerti firman Tuhan bahwa segala sesuatu itu dibikin oleh_Nya berjodoh-jodohan, kalau tak mengetahui biologi, tak mengetahui electron, tak mengetahui positif dan negative, tak mengetahui aksi dan reaksi?. Bagaimana orang bisa mengetahui firmanNya, bahwa “kamu melihat dan menyangka gunung-gunung itu barang keras, padahal semuanya itu serjalan selaku awan”, dan sesungguhnya langit-langit itu asal muasalnya serupa zat yang berlaku, lalu kami pecah-pecah dan kami jadikan segala barang yang hidup daripada air, kalau tidak mengerti sedikit astronominya? . Dan bagaimanakah mengerti ayat-ayat yang meriwayatkan Iskandar Zulkarnain, kalau tidak mengerti sedikit history dan archeology?.


Kelak pendekatan yang di gelorakan Oleh Soekarno tersebut diikuti oleh scientis Muslim, seperti Sahirul Alim ,  Ahmad baiquni, M. Imammuddin Abdurrahim dan diikuti juga oleh pemikir Muda Muhammadiyah Agus Purwanto. (Red.S)

_________


Isi Otak dan Isi Perut





“Zaman itu orang pada kenyang perutnya, jadi malas berfikir. Tapi kalau perut lapar, juga tambah malas berfikir.”

Ditengah makan siang, ungkapan itu melucur dari mulut seorang organisatoris gaek yang sudah menghabiskan separuh hidupnya untuk organisasi. Saya tahu, lapar dan kenyang itu hanya sekedar kiasan. Bukan semata soal makanan. “Sekarang umur saya 52 tahun. Saya berada di organisasi itu sejak umur 18 tahun,” lanjutnya dengan ekspresi meyakinkan, menunjukkan betapa sebenarnya dia sudah begitu mahfum dengan realitas.

Generasi tua biasanya jarang berbicara teori atau idealisme, yang ia bicarakan realitas. Berfikirnya pun realistis. Beberapa cenderung pesimis. Berbeda dengan anak muda yang berbicara panjang lebar soal idealisme, optimisme, namun terkesan utopis. “Ngomong panjang lebar tapi gak ada satu pun yang bisa diterapkan,” respon organisatoris gaek itu sambil tertawa getir.

Disaat yang bersamaan ada yang bertanya kepada saya terkait aksi demonstrasi mengkritik 2 tahun kepemimpinan Jokowi-JK, mereka mengkritisi tumpulnya hukum, kesenjangan hingga stabilitas ekonomi. Demonstran biasanya memang cenderung kritis dan menguliti kesalahan-kesalahan rezim.

“Itu teman saya, ngomong panjang lebar bagaimana seharusnya Pemerintah membuat kebijakan agar ekonomi negara stabil, padahal tiap bulan ia masih bergantung pada kiriman orang tua. Jangankan ekonomi negara, ekonominya sendiri saja belum stabil,” jelasnya.

Seumur-umur saya baru sekali ikut berdemo. Itupun berdemo terkait pemilu kampus. Hampir semua sesi demo menuntut rezim, baik yang bersifat lokal ataupun nasional, saya tidak pernah ikut. Karena itulah banyak yang nyinyir. Katanya, saya tipe mahasiswa romantis yang tidak peduli dengan kondisi negara. Atau, menyebut saya hedonis karena seringnya nongkrong di cafe atau mall. Padahal sekedar nongkrong, bukan berarti menghabiskan uang, bisa untuk sekedar jalan-jalan. Membuang bosan.

Itu diperparah, ketika suatu ketika saya menulis bahwa aksi demonstrasi sudah tidak lagi relevan. Apalagi demonstrasi emosional tanpa suatu alternatif ide untuk memperbaiki yang ada. Itu hanya sekedar eksis, menunjukkan bahwa ia peduli dengan nasib negara dan bangsa, atau nasib lingkungannya. Padahal aspirasi itu bisa jadi menguap, bias tak membekas. Yang tersisa hanya pecahan triplek dari helm-helm yang beradu sengit dengan tongkat security. Atau lelehan ban yang dibakar untuk mendramatisir, beserta tanaman yang rusak disekitar jalanan.

Tahun 1998, dengan segala kompleksitasnya, demonstrasi hanya mengisyaratkan satu hal yang realistis. Satu hal yang bisa dengan mudah diterima atau ditolak oleh rezim : mundurnya Soeharto. Tidak muluk-muluk. Yang muluk-muluk itu urusan belakangan. Permintaan itupun dipenuhi, dengan segala resiko yang akhirnya menguntit hingga saat ini.

Selepas itu, tidak ada demonstrasi paling sukses dari 98, terutama dalam melawan rezim. Rezim semakin susah dijatuhkan, karena dipilih sendiri oleh rakyat. Dulu yang kritis dibungkam. Tapi dengan dibungkam, kita jadi tahu mana yang benar dan yang salah. Terang sekali. Sekarang yang kritis dibiarkan bersuara, tapi selalu ada yang membantahnya dengan argumentasi yang tak kalah. Akhirnya kritik jadi semacam komoditi.

“Dulu orang-orang kritis karena mereka lapar. Buktinya mereka dipenjara. Yang kenyang memang tidak bersuara, karena apalagi yang mau disuarakan untuk dirinya?” sambung saya dalam perbincangan.

Di meja yang berbeda orang sedang membicarakan proyek. “Yang ini harus kita dapatkan. Lumayan!” terdengar suara renyah dari pemuda yang hatinya nampak berbunga-bunga. Saya berniat mengakhiri makan siang itu.

“Sekarang tunjukkan siapa yang masih peduli dengan ini semua? Kalau bukan kalian?” bapak itu mengajak berbincang lagi. Saya jadi ingat kata-kata Tan Malaka, bahwa idealisme adalah kemewahan terakhir.

Perut saya sudah kenyang, tapi malah malas untuk berfikir mendalam. Bawaannya jadi ngantuk. Saya kemudian memesan kopi. “Ya, kalian terus saja buat forum diskusi, menulis, atau hal-hal lain. Tapi tidak semua orang tertarik dengan itu,” lanjutnya.

Saya mahfum. Meski usia saya bahkan tidak ada separuh dari usia bapak itu. Belum tentu saya bisa bertahan selama itu, dan siapa bisa menduga batas usia kita? tapi kita harus bertahan bukan karena pujian. Pujian itu ilusi yang melenakan. Meski sesekali kita butuh juga. Kita harus bertahan karena sesuatu hal yang kita perjuangkan. Satu hal yang tidak semata urusan perut. Maka kalau ada istilah, perut kosong otak tidak jalan, atau logika tumpul tanpa logistik. Itu terlalu mengada-ngada.

Otak tumpul karena menjadikan logistik sebagai tujuan. Padahal logistik dibutuhkan untuk hidup, bukan hidup untuk logistik. Orang cari uang untuk membayar, bukan membayar untuk uang. Ini logika sederhana sekali. Dalam istilah jawa, ada kata Mulyo dan Mukti. Mulyo artinya hidup tercukupi, tapi tidak terlalu berguna bagi sekitar. Karena uangnya untuk foya-foya. Sementara Mukti, bisa jadi kehidupan ekonominya biasa saja, tapi ia punya imbas positif yang meluas.

Dalam perbincangan dengan seorang tokoh Muslim beberapa tahun silam, ada tamu yang nyeletuk begini : bapak ini aneh, dapat hibah sekian ratus miliar, tapi kenapa diberikan kepada negara?. Maksudnya, hibah itu digunakan untuk membangun kampus, yang kebetulan kampus itu milik pemerintah. Padahal, bisa saja ia bangun lembaga sendiri, milik pribadi, dengan pengelolaan sendiri. Tidak perlu bersinggungan dengan BPK. Toh bukan uang negara.

Katanya, kalau bangun sendiri, bisa mulai dari awal lagi. Itu tidak bisa besar. Tapi kalau diberikan negara, tinggal untuk melanjutkan pembangunan yang ada. pengajarnya juga sudah ada. Sehingga bisa lebih besar. Mungkin ini disebut kehidupan yang mukti. Padahal ia bisa lebih mulyo jika memiliki lembaga pribadi. Hal yang sama belum tentu mampu saya lakukan, dengan beragam godaannya. (*)

Blitar, 20 Oktober 2016
A Fahrizal Aziz

Kamis, 20 Oktober 2016

Pak AR berpantun, (bagian kelima)

PANTUN MUSLIM MUHAMMADY
(bagian keenam)

Oleh : Pak AR



SALAT LIMA WAKTU (2 habis)

Sebelum sesudah jama’ah fardhlu
Ada salat rowatib yang dapat ditiru
Rasulullah berbuat secara tertentu
Bagi yang mengerjakan harus meniru

Sebelum Subuh dua raka’at
Sesudahnya nabi tidak berbuat
Lain sebelum sesudah dhuhur
Nabi biasa rowatib teratur

Sering kali empat raka’at
Biasa juga dua raka’at
Kadang di masjid sering dirumah
Begitu nabi salat ibadah

Sebelum ashar dua raka’at
Termasuk yang dua belas raka’at
Sehari semalam dikerjakannya
Nabi sangat menyukainya

Lain lagi sesudah Ashar
Nabi tidak pernah bersalat sunat
Kecuali ada sebab masyru-‘at
Salat janazah, kusuf syamsi walqomar

Dua raka’at sebelum magrib ringan
Sesudah maghribpun dibiasakan
Sesudah Isyak nabi juga biasa
Sering dua raka’at saja

Mungkin dapat masuk dijumlahkan
Karena nabi selalu mengerjakan
Empat raka’at sudah salat Jum’at
Atau dua sesudah dirumah

Itulah rawatib yang disunnahkan
Bersumber hadits yang yang menceritakan
Yang oleh nabi selalu di’amalkan
Tentu saja yang patut kita tirukan

Ada lagi sunat wudlu
Menurut hadist sahabat Bilal dulu
Rasulullah membenrrkannya
Kita boleh menurutkannya

Kalau salat tahiyyatul masjid
Dua raka’at juga dikerjkan
Setiap kita masuk dimasjid
Waktu apapun kita lakukan

Bila berjum’at kita niyatkan
Kedalam masjid kitalah masuk
Sedangkan khutbah belum diperdengarkan
Silahkan salat sunat yang khusuk

Dua raka’at sesudah salam
Tambah dua raka’at lagi
Asal belum khutbah sang imam
Masih dapat ditambah lagi

Begitulah nabi anjurkan
Sebelum salat jum’at dilakukan
Salat sunat harap dijalankan
Sebanyak mungkin dapat diamalkan

Ada lagi yang rasul selalu tekuni
Salatul lail dimalam yang sunyi sepi
Seusai salat isyak nabi amalkan
Bermacam ragam nabi amalkan

Raka’at tetap hanya slalu sebelas
Ada kalanya menjadi tigabelas
Bila ditambah dengan salat iftitah
Tanpa surat hanya membaca fatehah

Raka’at ganjil jadi bernama witir
Ditengah malam kita sesudah nglilir
Salat ganjil biasa dijalankannya
Ganti salat tahajud namanya

Bila salat malam romadlon
Sebelas raka’at dijama’ahkan
Tempat dimasjid khusyuk syiarkan
Menjadi salat taraweh namanya

Qiyam romadlon di jaman nabi
Sebelas raka’at hitungan teliti
Empat-empat raka’at tenang
Tambahnya tiga menjadi terang

Waktu salat tiga raka’at
Menjadi penutup salat witirnya
Surat Al- A’la baca mulanya
Kafirun ikhlas diakhirkannya

Siti Aisyah menerangkannya
Nabi begiru salat tarwehnya
Panjang lama jangan ditanya
Lama berdiri ruku’ sujudnya

Nabi bertarweh dimalam sunyi
Tanpa aba-aba tanpa berbunyi
Tarweh berlaku hati memuji
Khusuk semua nyembah illahi

Tahajud Nabi tinggal tak pernah
Walau nabi sedang musafir
Terpaksanya nabi diwaktu lemah
Satu raka’at untuk berdzikir

Memang satu raka’at sekali waktu
Nabi kerjakan secara tentu
Karena waktu subuh mendekati
Pokoknya nabi tetap berbakti


bersambung ....

_________ oo ________

Pak AR  adalah Ulama dari Yogyakarta

___________________

Khabib M Ajiwidodo



Rabu, 19 Oktober 2016

Pak AR berpantun, (bagian keempat)

PANTUN MUSLIM MUHAMMADY
(bagian keempat)

oleh : Pak AR




SALAT LIMA WAKTU (1)


Bila Muslim mendengar adzan
Pekerjaan apapun ditinggalkan
Subuh dan ‘Isyak tak dibedakan
Isteri dan Anak dijama’ahkan

Setiap melakukan salat yang fardlu
Muslim jama’ah merasa perlu
Seolah Nabi mewajibkannya
Salat fardhlu di jama’ahkannya

Bila Muslim salat jama’ah
Melebar lurus mulai dari tengah
Melebar lurus kekiri kekanan
Rapi teratur, membelok jangan

Pakaian rajin,  berbaris rapat
Semua rata menghadap kiblat
Tenang tenteram menunggu imam
Imam bertakbir, makmum bergumam

Mula –mula Imam bertakbir
Takbir makmum baru terlahir
Begitulah ganti-gantian
Makmum dan imam jangan barengan

Bila muadzin menyeru adzan
Sunnah yang lambat jangan cepetan
Lain dengan menyeru qomat
Lebih  afdlol gayanya cepat

Siapa yang adzan, itulah yang qomat
Yang tidak adzan, janganlah qomat
Hendak qomatpun menunggu perintah
Hanya imam berhak memerintah

Begitulah tuntunan jama’ah
Bersumber dari hadits dan sunnah
Ikuti nabi kalau jama’ah
Bersama mencari ridlonya Allah

Kalau imam membaca jahar
Makmumnya tenang tiada gusar
Tidak bergumam sahut-sahutan
Makmum tidak membaca rebutan

Sebab Nabi memerintahkan
Bila imam sedang menjaharkan
Tidak boleh makmummembaca-baca
Hanya fatehah itupun untuk dirinya

Waktu imam baca “waladdli-lli-n”
Makmum jangan terburu ‘ami-n”
Tunggu imam setelah “ami-n”
Barulah makmum serentak ‘ami-n”

Bila muslim Muhammady pergi jama’ah
Pakaian rapi bersih dan gagah
Karena sadar mahu menyembah Allah
Jangan pakaian busuk gegabah

Rasulullah meneladani
Bila berkumpul berwangi-wangi
Sekurang-kurangnya berbau sedap
Supaya teman berkumpul menjadi mantap

Segala geraknya rajin teratur
Rukuk I’tidal sujud meluncur
Tahan menunggu imam sempurna
Jangan asal gerak bersama

Bila muslim meng-imami
Memperhatikan makmumnya lebih dahulu
Kalau-kalau ada yang harus disantuni
Usahakan makmum jangan menggerutu

Membaca ayat jangan terlalu panjang
Walaupun jangan singkat terlalu
Usahakan sesuatu serba sedang
Begitulah rasulullah memberi tahu

Bila muslim Muhammady bersajadah
Memilih sajadah yang polos bersih
Dengan terlihat gambar masjid terpilih
Bisa saja konsentrasi jadi berobah

Seusai sang Muslim jama’ah salat
Tidak harus tangannya mesti menjabat
Kekanan kekiri kedepan kebelakang
Yang dekat dicapai, yang jauh dirangsang

Jabat tangan memang terpuji
Namun rasul tidak mengharuskan
Sehabis salat jama’ah berhenti
Jabat tangan harus dilakukan

Sebab bagi awam yang belum tahu
Mungkin menganggap salatnya tidak sempurna
Sebelum menjabat tangan lebih dahulu
Sesame muslim dikanan kirinya

Bila juga jangan terlalu kejam
Kepada yang menjabat tangan harus dihantam
Berilah pengertian perilaku yang benar

Dengan wajah tersenyum berlaku sabar

bersambung ....

_________ oo __________

*Pak AR adalah Ulama sederhana asal Yogya
beliau adalah ketua PP Muhammadiyah terlama

____________

diposting oleh Khabib M Ajiwidodo


Karena Soekarno, Makam Imam Bukhari Terselamatkan





Dalam sejarah yang berkembang, Imam Bukhori wafat di Samarkand atau daerah Uzbekistan. Negara itu dulunya berada dalam payung kekuasaan Uni Soviet, sebuah negara adidaya yang sangat kuat kala itu. Disaat yang sama pula, terjadi perang dingin antar dua blok yang sama-sama kuat. Blok Uni Soviet dan Amerika Serikat. Uni Soviet dibawah kepemimpinan Nikita Sergeyevich Khrushchev sangat membutuhkan dukungan Indonesia. Maka Khrushchev berniat mengundang Soekarno ke Moskow pada tahun 1961.

Undangan diplomatik yang sebenarnya merupakan bagian penting dalam hubungan antar negara tersebut ternyata dibaca Soekarno dengan sangat jitu. Sebagai Presiden dengan wawasan yang luas, Soekarno tahu jika Imam Bukhori, yang merupakan perawai hadits termasyur dalam Islam tersebut dimakamkan di salah satu wilayah kekuasaan Uni Soviet. Soekarno pun membuat satu permintaan kepada Nikita Sergeyevich Khrushchev. Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, Soekarno tidak mau menginjakkan kaki di negara beruang putih itu.

Syaratnya, Pemerintah Uni Soviet harus menemukan makam Imam Bukhori. Permintaan itu pun dipenuhi. Dengan susah payah Khrushchev memerintahkan anak buahnya untuk menyisir semua tempat di Uni Soviet agar menemukan makam Imam Bukhori, sampai akhirnya berhasil ditemukan dengan kondisi yang tidak terawat. Makam itu kemudian dipugar menjadi lebih indah.

Setelah berhasil menemukan makam Imam Bukhori, Khrushchev kemudian menghubungi Soekarno dan Presiden pertama RI itupun terbang ke Moskow dan menyempatkan diri berziarah ke makam Imam Bukhori. Cerita bahwa Soekarno lah yang memintakan itu kepada Pemerintah Uni Soviet pun menyebar, sehingga nama Soekarno sangat dihormati di daerah itu sampai saat ini.

Beberapa peziarah dari Indonesia pun mendapatkan kesan khusus ketika berziarah kesana, nama Soekarno selalu dikenang sebagai pemimpin yang sangat peduli dengan Islam dan tokoh-tokoh pentingnya. (red.s)

*dari berbagai sumber