loading...

Jumat, 31 Agustus 2018

Latar Belakang Pribahasa Jawa : Adigang, Adigung, Adiguna


Srengenge - Salah satu kekayaan orang Jawa adalah peribahasa, yang biasa digunakan sebagai uwur sembur atau petuah-petuah tentang kehidupan, agar bisa menapakinya dengan lebih bijak.


Salah satu peribahasa Jawa yang terkenal adalah Adigang, Adigung, Adiguna. Apa latar belakang dan maksud dari peribahasa tersebut?


Adigang, Adigung, Adiguna tertulis dalam kitab Wulangreh karya Sunan Pakubuwana IV. Itu merupakan wejangan yang diberikan oleh raja Kasunanan Surakarta tersebut.


Wejangan itu disampaikan secara lengkap dalam dua bait tembang gambuh, begini isinya :


Wonten Pocapanipun
Adiguna adigang adigung
Pan adigang kidang adigung pan esti
Adiguna ula iku
Telu pisan mati sampyuh
Si kidang ambegipun
Ngendelken kebat lumpatipun
Pan si gajah ngendelken geng ainggil
Si ula ngendelken iku
Mandine wisa yen nyakot


Ternyata wejangan itu direfleksikan dari 3 hewan, yaitu kijang/rusa, gajah, dan ular.


Adigang adalah gambaran rusa yang menyombongkan kecepatan larinya.


Adigung adalah gambaran gajah yang merasa punya tubuh paling besar sehingga merasa paling kuat dari yang lain.


Adiguna adalah gambaran ular yang merasa paling unggul karena memiliki racun yang ganas dan mematikan.


Dalam buku Gusti Ora Sare (2004 : 3-6) yang ditulis Pardi Suratno dan Henniy Astiyanto, orang Jawa harus senantiasa mementingkan sikap andhap asor atau lembah nanah alias rendah hati. Sehingga tidak selayaknya memiliki sikap sombong atas apapun yang saat ini dimiliki. (Red.s)


Kitab Wulangreh


Kamis, 30 Agustus 2018

4 Ajaran Ksatria Jawa




Sugih Tanpo Bondho.
Merasa kaya tanpa harta. Kita mempunyai kekayaan yang lebih berharga dari harta. Tidak perlu berkecil hati atau menjadi manusia minder dengan
apa yang kita punya. Yang penting kita tetap menjaga kekayaan yang diwariskan dalam diri kita dari lahir. Yaitu kaya hati dan pikiran.
Digdoyo Tanpo Aji
Digdaya tanpa kesaktian. Dengan hati dan pikiran baik, secara tidak langsung membentuk perilaku yang baik. Dari sana orang akan menghargai dan segan dengan kita walau kita tak punya kelebihan (aji).
Ngluruk Tanpo Bolo
Melawan tanpa kawan. Yang dimaksud adalah melawan diri sendiri dan hawa nafsu. Karena memang untuk melawan diri sendiri tidak dibutuhkan siapa-siapa. Sebisa apapun kita dibantu kawan, tapi kalau diri kita menolak itu tidak ada artinya. Hanya kamu yang bisa melawan dirimu sendiri.
Menang Tanpo Ngasorake
Menang tanpa merendahkan. Kita bisa menjadi pemenang tanpa merendahkan siapa-siapa. Karena dengan pribadi baik yang kita punya, orang yang berhadapan dengan kita sudah merasa rendah diri tanpa kita rendahkan. (Red.S)


Rabu, 29 Agustus 2018

Arti Tersembunyi dari Aksara Jawa



Srengenge - Suku Jawa memiliki bahasa dan aksara sendiri, yang didalamnya memiliki arti tersirat. Bahkan ada mitos yang berkembang di Masyarakat Jawa, bahka aksara Jawa bukan sekedar sebagai alat komunikasi, namun juga mengandung nilai hidup.

Menurut Damardjati Supadjar dalam buku Wulang Wuruk Jawa ; Mutiara Kearifan Lokal (hal. 11-13) aksara Jawa diciptakan oleh seorang bernama Ajisaka.

Aksara Jawa berbunyi Hanacaraka. Datasawala. Padajayanya. Magabathanga.

Ha Na Ca Ra Ka memiliki arti "Ana Utusaning Pangeran" atau ada utusan Tuhan.

Adanya manusia di muka bumi menunjukkan kebesaran Tuhan yang mengutus manusia untuk merawat dan melestarikan alam, atau dalam istilah jawa dikenal kalimat Hamemayu Hayuning Bawana.

Kelestarian hidup itu sendiri ada dua, kelestarian hidup manusia itu sendiri atau Hamemayu Hayuning Jagad kang Piniji serta kelestarian alam atau Hamemayu Hayuning Jagad Raya.

Da Ta Sa Wa La memiliki arti "ora bisa suwala kabeh wus ginaris kodrat" artinya, tidak bisa dipungkiri bahwa semua sudah menjadi kodrat dari Tuhan.

Pa Dha Ja Ya Nya memiliki arti, "kanti ketimbangan kang padha sak jodho anane". Artinya bahwa segala hal sudah terukur dengan seimbang dan masing-masing berpasangan.

Artinya hidup ini dicipta Tuhan dengan keteraturan masing-masing, dan menciptakannya berpasang-pasangan. Ada siang dan malam, terang-gelap, atas-bawah, laki-perempuan, bahagia-sedih, panas-dingin, hidup-mati, dst.

Sementara Ma Ga Ba Tha Nga memiliki arti "manungso kinodrat dosa, lali, luput, apes, lan mati". Bahwa manusia pasti memiliki dosa, lupa, kesalahan, kesialan, dan mati.

Orang Jawa menyadari betapa tidak adanya manusia yang sempurna, sehingga mereka yang tidak mau mengakui kekurangan dan kesalahan diri yang telah diperbuat, atau merasa paling benar, berarti telah melanggar kodratnya sebagai menusia. (Red.s)

Rabu, 22 Agustus 2018

Rocky : Visi Misi S3 UI Saya yang Tulis



Srengenge - Sempat ramai orang mempertanyakan status akademiknya, termasuk statusnya sebagai dosen UI, Rocky Gerung pun memberi jawaban.

Ia mengatakan bahwa selama kurang lebih 15 tahun mengajar di Fakultas Filsafat, meski tidak pernah melamar. Selama 15 tahun itupula, ia mengaku tidak mau digaji.

Ketika pihak UI berkomentar, Rocky pun membalas dengan sinis.

"Saya sudah berulang kali minta agar nama saya dihapus di website UI," ujar Rocky, saat diwawancara Alexander Sudrajat dalam acara Blak-Blakan di channel detikcom.

Nama Rocky Gerung memang sempat tertera di website UI sebagai staf pengajar di Fakultas Filsafat.

Rocky pun juga menjelaskan apa saja sumbangsihnya selama di UI, selain mengajar ia juga membantu merumuskan visi misi program Doktor atau S3 Universitas Indonesia.

"Visi misi S3 UI itu saya yang tulis, termasuk kurikulumnya saya yang tentukan clusternya," lanjutnya.

Dalam wawancara yang lain bersama Jaya Suprana, Rocky juga menjelaskan bagaimana bisa ia menjadi staf pengajar di UI padahal tidak punya ijasah?

"Waktu itu diminta Bu Toeti Heraty," jelas Rocky.

Rocky Gerung memang memiliki pergaulan yang luas, termasuk dengan para penyair seperti Toeti Heraty. Ia juga pernah mengisi Pidato Kebudayaan (2012), yang rutin digelar oleh Dewan Kesenian Jakarta. (red.s)

Ditanya Apa Agamanya, Begini Jawaban Rocky Gerung



Srengenge - Sosok Rocky Gerung jadi perbincangan publik setelah berbagai statement yang ia lemparkan, khususnya dalam forum diskusi Indonesia Lawyer Club (ILC).

Rocky dinilai punya persepsi yang tajam dan unik, termasuk persepsinya tentang perlukah orang menjelaskan apa agama yang dianut?

Dalam wawancara esklusif bersama Jaya Suprana, yang juga ia posting ulang dalam channel Youtubenya, orang baru tahu bahwa Rocky Gerung beragama Nasrani, atau lebih tepatnya Kristen Protestan.

Waktu ia mengatakan bawah kitab suci itu fiksi dalam forum ILC, ada salah satu narasumber yang memotong dan bertanya kitab suci yang mana? Namun Rocky tak menjawab.

Baru ketika diwawancara Alexander Sudrajat dalam kanal detik.com, yang dipublikasikan tanggal 23 April 2018, Rocky menjelaskan bahwa agama adalah wilayah privat.

"Jadi tidak boleh dipamerkan, seharusnya dalam pergaulan berbangsa dan bernegara tidak usah ada kosakata agama," jelasnya.

Rocky memang kerap mengkritik tokoh-tokoh politik yang menggunakan kosakata agama, termasuk Presiden SBY dulu.

Dalam sebuah diskusi di freedom Institute yang berjudul "Filosof Memandang Agama", Rocky mengkritik SBY karena menyebut kata "Masjid" dan "Gereja".

"Harusnya cukup sebut saja tempat ibadah," ucap salah satu pendiri Setara Institute tersebut.

Ia juga menambahkan, kolom KTP seharusnya tidak ditulis agama, namun cukup keyakinan. (red.s)

Rabu, 15 Agustus 2018

BJ Habibie : Bapaknya Prabowo itu Idola Saya



Srengenge - Mantan Presiden B.J Habibie menjawab pertanyaan Andy F. Noya tentang sepak terjang Prabowo Subianto selama menjadi Pangkostrad, termasuk isu soal kudeta dirinya.

Hal itu diungkapkan dalam acara Kick Andy yang tayang pada Kamis, 21 September 2006 pukul 22.30, yang diposting ulang oleh akun youtube Bies S. Sandy.

Diantara Perwira yang lain, Prabowo memang nampak memiliki hubungan khusus dengan Presiden Soeharto, sebab posisinya sebagai menantu. Karenanya ia sering keluar masuk kantor Presiden.

Karena berbagai informasi, dan isu adanya kudeta yang hendak dilakukan Prabowo, tepat sehari setelah dilantik sebagai Presiden, B.J Habibie memberhentikan Prabowo sebagai Pangkostrad.



Merasa tidak terima, Prabowo pun menemui B.J Habibie di kantor Presiden dan mengatakan jika pemberhentian (baca : pemecatan) tersebut sama halnya menghina keluarga Soemitro.

"Saya katakan, bahwa bapaknya Prabowo itu idola saya. Dia seorang ekonom yang waktu itu sangat intelektual," ujar Habibie.

Prabowo adalah anak ketiga dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar.

Ayah Prabowo adalah seorang ekonom terkenal, pernah mejabat sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada era Presiden Soekarno, serta sebagai Menteri Negara Riset Indonesia pada era Presiden Soeharto.


foto : Soemitro Djojohadikusumo

Posisinya sebagai Menteri Negara Riset Indonesia itu kemudian digantikan oleh B.J Habibie pada 28 Maret 1978. Sehingga antara keduanya memiliki hubungan dekat.

Namun suasana politik kala itu membuat B.J Habibie harus bertindak tegas dengan memberhentikan putra tokoh idolanya itu, Prabowo Subianto, yang mejabat sebagai Pangkostrad dan kala itu memimpin prajurit cadangan cukup besar, sekitar 11.000 prajurit.

Keputusan itu dilakukan setelah berdiskusi dengan berbagai Perwira, dan B.J Habibie sendiri meyakini adanya upaya kudeta. Meski demikian, perancang pesawat N-250 tersebut menolak jika disebut menghina keluarga Soemitro, sebab Soemitro adalah idolanya sejak lama. (red.s)

Agar Fit, Inilah Jamu Herbal Ala Jokowi



Srengenge - Presiden Joko Widodo ternyata memiliki ramuan jamu herbal tradisional yang rutin diminum setiap pagi, hal itu menjadi rutinitas sejak masih menjadi Walikota Solo.

Dilansir dari Tribun video, sebagaimana penuturan juru masak Istana, Tri Supriharjo, setiap pagi biasanya Jokowi mengkonsumsi teh pahit dan racikan jamu.

Racikan jamu herbal tradisional tersebut adalah rebusan temulawak, jahe, dan kunyit.

"Tiap pagi temulawak 8 potong, jahe 3 potong, dan kunyit 6 potong," jelas Tri Supriharjo.

Potongan temulawak, jahe, dan kunyit tersebut direbus sampai bewarna coklat kehitaman. Lalu air rebusannya disajikan dalam mug atau cangkir lurik jaman dulu.



"Kalau dulu potongannya tiga tiga, mugnya agak kecil, sekarang mugnya agak besar," lanjut pria asal Karangayar, Solo tersebut.

Temulawak, jahe, dan kunyit memang menjadi jamu andalan masyarakat tradisional. Dalam berbagai penelitian, ketiganya mengandung antioksidan sehingga berfungsi sebagai anti radikal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Apakah anda juga ingin mencoba? (red.s)

Selasa, 14 Agustus 2018

Dua Jenis Rasa, yang dipahami Orang Jawa



Srengenge - Masyarakat Jawa ternyata memiliki pandangan filosofis soal "rasa" atau "roso". Ada dua jenis rasa yang dipahami, apa saja itu?

Pertama adalah rasa yang bisa ditangkap indra manusia, yang disebut rasa njaba, karenanya manusia tahu rasa asin, manis, pedas, panas, dingin, dll.

Kedua adalah rasa yang lebih dalam, yaitu rasa njero yang muncul dari bathin manusia.

Orang Jawa mengenal ungkapan *Ojo rumongso iso, iso o rumongso. Artinya, jangan merasa bisa, tetapi bisalah merasa.

Karenanya orang Jawa menekankan pentingnya mengasah rasa, terutama
rasa njero yang berupa empati dan kasih sayang.

Bagi orang Jawa, keluarga adalah tempat pertama mengasah rasa, bagaimana harus berperasaan, berfikir, dan bersikap menghadapi realitas.
Rasa njero inilah yang kemudian melahirkan unggah ungguh atau tata krama pada masyarakat Jawa.

Pentingnya menghargai orang atau ungkapan Jawanya nguwongne wong yang merupakan refleksi dari kemampuan seseorang mengolah
rasa njero tersebut.

Zoetmulder, peneliti sekaligus penulis buku Kalangwan; Selayang Pandang Sastra Jawa Kuno (1983 : 304) menemukan pengertian bahwa "rasa" bagi orang Jawa bermakna sesuatu yang dirahasiakan, ghaib, dan benih yang menjadi "sarana kehidupan".

Sejak dulu, melalui kesenian dan ungkapan-ungkapan, orang Jawa mencoba mengasah rasa, memandang kesejatian hidup, dan berinteraksi dengan orang lain.
(red.s)**

Senin, 13 Agustus 2018

Makna Madhang Bagi Orang Jawa



Srengenge - Madhang adalah bahasa Jawa yang berarti makan. Meskipun ada beberapa istilah, yang disesuaikan dengan lawan bicara, seperti nedo, dahar, mangan, dll.

Namun ternyata madhang dalam falsafah Jawa tidak hanya berarti makan agar kenyang, namun juga memiliki arti lain yaitu pepadang. atau menyala.

Orang Jawa mengartikan madhangi sebagai upaya menyinari, memberikan pencerahan.

Menurut Darmanto Jatman, dalam buku Sangkan Paran (2006 : 137-138), madhang bertujuan mencapai pencerahan (pepadang) dan menghilangkan pepetenge urip atau kehidupan yang gelap.

Ini bukan utak atik gatuk, namun memang memiliki falsafah dan nilai tersendiri. Makan menjadi kebutuhan manusia agar bisa hidup. Sementara orang Jawa memiliki ajaran bahwa urip iku urup, yang berarti hidup itu menyala.

Inilah letak hubungan antara madhang sebagai makan agar bisa hidup, dengan madhang yang berarti menerangi, mencerahkan. Karena hidup harus mencerahkan.

Begitulah cara orang Jawa memaknai kesehariannya. Kenapa harus madhang? Agar terus hidup. Lalu untuk apa harus hidup? Agar terus madhangi, memberikan pencerahan dan menyinari kegelapan, dengan sikap dan perilaku yang baik. (red.s)

Jumat, 10 Agustus 2018

Pandangan Orang Jawa Pada Jabatan dan Kekayaan



Srengenge -Sebagai suku terbesar di Indonesia, suku Jawa memang sulit menghindari jabatan-jabatan tertentu, terutama jabatan politik. Sejak zaman dulu, orang Jawa sendiri memang tidak selalu menghindari jabatan-jabatan tersebut, dan memiliki pandangan sendiri atas jabatan yang diemban.

Orang Jawa memiliki falsafah manungsa mung saderma nggadhah yang artinya, manusia hanya sekadar meminjam atau memiliki sementara.

Falsafah itu juga digunakan untuk memaknai kehidupan yang lebih luas, seperti kekayaan yang sedang dimiliki. Orang Jawa memandang itu semua hanya titipan dari Tuhan atau Gusti Pangeran. yang memiliki kehidupan ini.

Maka jangan sampai congkak dan sombong pada kekayaan atau jabatan yang saat ini dimiliki, karena orang Jawa punya ajaran Cakramanggilingan yaitu hidup seperti roda yang berputar.

Orang Jawa harus selalu siap dengan keadaan yang akan terjadi, dan tidak menjadi congkak dan sombong dengan kelebihan yang saat ini dimiliki.

Cakramanggilingan tersebut juga muncul ungkapan, koyo gilir gumilir rina lawan wengi yang artinya serupa pergantian siang dan malam.

Orang Jawa selalu diajarkan untuk mengingat masa ketika masih hidup sengsara, saat hidupnya sudah nyaman. Begitu pun sebaliknya. Agar bisa saling merasakan satu sama lain, agar punya tepa selira atau tenggang rasa.

Karena kekayaan dan jabatan itu bersifat sementara, maka mencarinya juga harus dengan cara yang baik. Sebab keduanya tidak akan abadi. (red.s)

diulas oleh redaksi dari berbagai sumber

Kekalahan Megawati Pada Pilpres 2004



Srengenge - Pemilihan Presiden (Pilpres) Republik Indonesia pertama kali diadakan tahun 2004. Jika sebelumnya Presiden dipilih berdasar perolehan suara Partai politik atau voting di Parlemen, 2004 muncul aturan baru.

Saat itu Megawati Soekarnoputri, yang mejabat sebagai Presiden, maju sebagai Petahana, melawan lima pasangan lainnya. Megawati menggandeng Ketua PBNU, KH. Hasyim Muzadi.

Pasangan yang maju kala itu adalah Wiranto-Solahudin Wahid yang diusung partai Golkar. Megawati-Hasyim Muzadi yang diusung PDIP, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo yang diusung PAN, SBY-JK yang diusung Partai Demokrat, PBB, dan PKPI, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar yang diusung PPP.

Persyaratan mengusung pasangan Capres dan Cawapres waktu itu adalah, parpol memiliki 5% suara nasional, atau 3% di kursi DPR. Sehingga beberapa partai bisa mengusung calonnya sendiri.

Pada putaran pertama, suara NU disebut pecah dalam dua kubu, karena Adik dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yaitu Solahudin Wahid maju sebagai Cawapres Wiranto yang diusung Golkar.

Tetapi diluar dugaan, justru pasangan SBY-JK menang cukup telak mengungguli Megawati-Hasyim Muzadi. SBY-JK memperoleh suara 33,57% sementara Mega-Hasyim 26,61%.

Karena syarat kemenangan harus melebihi 50%, atau setidaknya 20% di tiap provinsi, maka digelarlah putaran kedua.

Terjadi lobi dan komunikasi politik, selain kocok ulang partai pendukung, juga banyak yang bertanya, apakah suara NU akan bulat mendukung Mega-Hasyim?

Sebagai petahana, Megawati jelas sangat diunggulkan, apalagi berpasangan dengan Ketua PBNU, yang notabene sebagai Ormas dengan pengikut terbesar di Indonesia. Banyak yang memprediksi Mega-Hasyim akan menang mudah.

Namun hasil pemilu sungguh mengejutkan. Justru SBY-JK menang sangat telak sebesar 60,62%. Sementara Mega-Hasyim hanya memperoleh prosentase suara 39,38%.

Pengamat politik menilai preferensi pemilih tidak seragam, sekalipun yang maju adalah tokoh sentral organisasi. Banyak yang berharap kala itu KH. Hasyim Muzadi lebih mengurus Umat daripada terlibat dalam politik.

Pola yang sama kini juga dijalankan PDIP, dengan memasangkan Jokowi dengan Rois Am PBNU, KH. Ma'ruf Amin. Akankah sejarah terulang? (red.s)

Kamis, 09 Agustus 2018

Arti Hari Kliwon Bagi Orang Jawa, Kenapa Begitu Sakral?



Budaya Jawa mengenal lima hari. Jika umumnya dalam seminggu kita sering menggunakan tujuh hari, tidak demikian bagi orang Jawa.

Lima hari tersebut adalah Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Khusus Kliwon, banyak yang menganggap itu sakral dan beberapa dikaitkan dengan hal-hal mistis. Namun apa makna sebenarnya?

Arti angka 5 sangat penting nan filosofis bagi orang Jawa, sebab berkaitan dengan istilah sedulur papat limo pancer. Termasuk ketika membagi hari-hari.

Legi berarti permulaan, bertempat di timur, unsurnya udara dan memancarkan aura putih.

Sementara Pahing bertempat di selatan, unsurnya api, pancaran sinarnya adalah merah.

Pon bertempat di barat, dengan unsur air, memancarkan sinar kuning.

Wage bertempat di utara, suatu tempat dengan unsur tanah, dan memancarkan sinar hitam atau kegelapan.

Sementara Kliwon berada di tengah, merupakan tempat sukma atau jiwa berada. Memancarkan sinar yang bewarna-warni.

Orang Jawa percaya bahwa perputaran hari dari timur, lalu ke selatan, barat, utara dan berakhir di tengah. Kliwon inilah titik pusat perputaran yang memancarkan Perbawa atau pengaruh pada hari-hari yang lain.

Kliwon sebenarnya menjadi titik perenungan atau evaluasi untuk menapaki hari-hari berikutnya, itulah kenapa nampak sakral. Sayangnya, istilah Kliwon apalagi Jum'at Kliwon sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Meski tidak bisa menampik bahwa mistisisme Jawa memang ada. (Red.s)

Rabu, 08 Agustus 2018

4 Etos Kerja Orang Jawa. Apa Saja?



Srengenge - Orang Jawa memiliki etos kerja tersendiri yang dikenal dengan istilah 4W. Itu menjadi nilai luhur yang selalu dipegang secara turun temurun.

Orang Jawa menyebut kerja sebagai ngupaya upa, sehingga muncul istilah obah mamah dan ana dina ana upa. Artinya, jika manusia mau bergerak (bekerja), maka akan dapat rezeki (makanan).

Upa berarti butir nasi, sebab orang Jawa sering menggunakan majas litotes untuk menyederhanakan sesuatu. Misalkan rumah disebutnya gubuk.

Lalu apa saja 4 etos kerja yang diyakini orang Jawa, yang dikenal dengan istilah 4W itu?

Agar lancar bekerja maka harus waras, artinya badan diupayakan selalu sehat. Bisa juga karena dengan bekerja orang selalu sehat, karena badannya selalu bergerak dan fikirannya terfokus. Maka bekerjalah agar waras.

Selanjutnya, orang bekerja agar wareg. Artinya kenyang. Bekerja membuat kita mendapatkan penghasilan untuk mememuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan paling pokok manusia adalah makan.

Berikutnya adalah waris. Orang Jawa selalu berharap bisa menurunkan warisan kepada anak cucu, makanya harus bekerja keras sehingga ada sisa yang ditabung dan diwariskan. Umumnya warisan orang Jawa adalah berupa tanah dan ladang.

Selanjutnya adalah wasis, yang berarti agar selalu pandai dan kreatif. Agar kerja menjadi maksimal, maka harus pandai dan kreatif, mampu mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan dengan keadaan.

Itulah empat nilai luhur orang Jawa dalam bekerja, sehingga memiliki etos yang baik. Sayangnya banyak generasi muda kini kurang begitu memahami empat hal ini. (red.s)

Sumber : Buku "Etnologi Jawa" karya Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum (hlm. 10)

Breaking News! Jokowi Gandeng Mahfud MD



Berita ini mungkin mengejutkan, Jokowi akhirnya memilih Mahfud MD sebagai Cawapres. Meski sebelumnya PBNU nampak memberi sinyal negatif. Ada nama Cak Imin juga, meski PBNU tidak pernah menyodorkan nama.

Sosok Mahfud MD dinilai tepat dan berpengalaman, sebab pernah menjadi pejabat di lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Selain itu dari segi keummatan, dia juga mumpuni. Sebagai guru besar Universitas Islam Indonesia, sekaligus ketua KAHMI pusat.

Selain itu Mahfud MD juga dekat dengan Muhammadiyah, meski secara kultural dia adalah NU. Sosok Mahfud mampu mengimbangi Jokowi. Tak salah jika akhirnya Jokowi memilihnya sebagai Cawapres.

Kita tunggu saja.

Salam,
Paguyuban Srengenge