loading...

Senin, 17 Desember 2018

Minum Kopi Membuat Orang Cepat Tua?



SRENGENGE.ID - Benarkah rutin minum kopi membuat orang terlihat lebih tua dari usia seharusnya? Apakah itu sekadar mitos atau memang memiliki argumentasi ilmiah?
tempo co

Kopi mengandung kafein yang disatu sisi punya manfaat bagi tubuh, terutama dalam memperbaiki mood dan fokus, namun ternyata minuman seperti kopi (dan minuman bersifat adiktif lain seperti alkohol, minuman soda, dlsj) bersifat diuretik.
loading...

Artinya, minuman itu tidak diolah secara langsung menjadi air kencing, sehingga betapapun banyaknya dikonsumsi, tidak bisa digunakan untuk mengatasi dehidrasi. Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh ini mempercepat proses katabolisme dalam tubuh, sehingga kulit cepat kering, ganggung pencernaan, sakit kepala dan semacamnya.

Para pecandu kopi seringkali mengalami pusing atau sakit kepala ketika berhenti minum kopi sehari saja. Sebenarnya itu merupakan efek katabolik yang justru diakhibatkan oleh kopi itu sendiri.

Masalahnya, seringkali orang merasa tidak haus lagi setelah minum kopi, padahal kopi tidak mengatasi dehidrasi. Inilah yang membuat katabolisme dalam tubuh bereaksi lebih cepat sehingga orang terlihat cepat tua, dilihat dari keringnya kulit, cepat lelah, salah cerna, dsj.

dr. Hans Diehl dan dr. Aileen Ludington dalam sebuah buku berjudul *Health Power : Health by Choice Not Chance* merekomendasikan agar mengimbangi minum air putih setelah minum kopi dan minuman diuretik lainnya.

Pada intinya minum kopi tidak berdampak terlalu buruk jika asupan cairan lain tercukupi. Karena bagaimanapun kopi bersifat diuretik, sehingga tidak bisa menggantikan peran air putih bagi tubuh. (Red.fa)

Rabu, 05 Desember 2018

Perbedaan Salafiah, Mazhabiah dan Tajdidiah



Dalam Pandangan Prof. Dr. Alyasa Abubakar, Perbedaan salafiah, mazhabiah dan tajdidiah dapat disebutkan sebagai berikut:

No
ASPEK
SALAFIAH
MAZHABIAH
TAJDIDIAH
1
Dasar metode
Internalisasi,
internalisasi,
akademik ilmiah
2
Metode
sederhana, bebas & semena-mena
Lugawiah
Ta`liliah, istislahiah, burhani
3
Orientasi
Masa lalu, Sahabat
Masa lalu, mazhab
Masa kini dan masa depan
4
Cakupan isi
Parsial praktis
Parsial, praktis, sistematis
Padu, menyeluruh sistematis
5
Jumlah kebenaran
Tunggal, tarjih
Tunggal, tarjih
Beragam, tanawwu`
6
Sistematika
Sederhana
Tertutup
Terbuka
7
Penghargaan atas pendapat Sahabat
Bagian dari sunnah Rasul
Bagian dari sunnah Rasul
Sama dengan ijtihad lain
8
Hubungan dengan ilmu &teknologi
Menolak ilmu
Menerima terbatas
Menerima dan memanfaatkan
9
Logika yang dipakai
Subjektif, kata hati, pikiran logis
Logika formal Aristoteles
Logika modern (deduktif, induktif, reflektif)

(Red.S)

Senin, 03 Desember 2018

Menghibur Diri dengan Ilmu Pengetahuan



 Senin, 3 Desember 2018

Kesadaran atau kecintaan terhadap ilmu pengetahuan kadang-kadang datang terlambat. Misalnya, setelah lulus sekolah atau kuliah. Baru menyadari pentingnya, setelah dibenturkan dengan realitas yang ada, baru berujar : dulu kenapa tak serius ya?

Bahkan kalau diingat, begitu girang rasanya ketika bel pulang berbunyi, atau ketika libur sekolah datang. Mungkin karena suasana di dalam kelas yang meletihkan, dan karena terlalu formal, ditambah materi pelajaran yang tidak mengundang selera.

Betapa bersyukurnya mereka yang menemukan kecintaan pada belajar, bahkan saat masa-masa sekolah. Sehingga dengan ringan melangkahkan kaki menuju sekolah, madrasah, atau perpustakaan.

Pada titik kesadaran tertentu, banyak orang mengerti bahwa ilmu pengetahuan ibarat oase yang menyegarkan pikiran, menghibur diri, dan membuat pandangan lebih luas.

Saat harus menjalani tuntutan hidup yang pelik, atau ketika dibenturkan pada kebutuhan realitas yang menjemukan, ilmu pengetahuan bisa sedikit meredakan, melegakan, meski tidak mengatasi persoalan yang dihadapi.

Saat emosi terus diuji karena sikap orang-orang sekitar, maka ilmu pengetahuan, melalui cabang psikologi misalnya, sedikit memberikan pandangan tentang kondisi kejiwaan seseorang, yang terkadang membuat kita lebih belajar untuk memahami ketimbang mengedepankan emosi.

Ketika melihat alam, kita berpikir bagaimana semua ini berkaitan. Bagaimana manusia hidup bersama hewan, tumbuhan, dan segala kompleksitas di dalamnya.

Ketika melihat masyarakat yang majemuk, kita berpikir bagaimana cara masing-masing orang memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagaimana mereka saling berinteraksi satu sama lain.

Ilmu pengetahuan berproses secara alamiah dalam pikiran dan jiwa manusia. Hanya saja, seringkali oleh manusia sendiri, hanya digunakan untuk meraih jabatan, pangkat, dan keuntungan materi. Apalagi hanya sebagai prestise.

Seringkali, ilmu pengetahuan hanya di atas namakan dalam sepangkat gelar, selembar ijazah, atau sertifikat. Padahal ilmu pengetahuan berpasangan dengan adab. Keduanya saling terkait dan mewujud dalam sikap dan perilaku.

Itulah kenapa, pada kondisi tertentu, orang mencari kedamaian dengan ilmu pengetahuan, seperti hadir di pengajian, mendengarkan tausiyah yang berisi wawasan dan pengetahuan baru dari Ustad, Dai, atau penceramah.

Itulah kenapa, bagi sebagian orang, perlu datang ke perpustakaan : membaca, merentangkan wawasan, memperkaya pengetahuan dan meluaskan pandangan.

Pada akhirnya, kita menemukan bahwa ilmu pengetahuan itu luas. Tidak saja apa yang tertulis di dalam buku. Kehidupan diri kita sendiri adalah sebuah pengetahuan, kehidupan orang lain, cerita-cerita yang mereka sampaikan.

Sebab itu memang menghibur, meski bukan hiburan. Hadiah Tuhan bagi umat manusia. []

Tabik,
Ahmad Fahrizal Aziz
Just-fahri.blogspot.com

Identitas dan Karakter Muhammmadiyah Menurut Haedar Nashir




Pertama, Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar makruf nahi munkar dan tajdid, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 

Kedua, dalam beragama Muhammadiyah selalu memperlihatkan sikap wasathiyah (tengahan) dan tidak ghulul (ekstrim), dengan tetap istiqamah pada prinsip-prinsip Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah yang shahihah/maqbulah serta mengembangkan akal pikiran yang sesuai dengan ajaran Islam.
loading...

Ketiga, Muhammadiyah memandang  Islam  sebagai  agama  yang  berkemajuan  (Dinul hadharah) dan mengandung kesatuan yang utuh, menyangkut aspek-aspek aqidah, ibadah, akhlaq dan mu’amalah duniawiyah, tanpa memandang satu aspek lebih penting dari yang lainnya, serta mewujudkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat melalui dakwah yang terus menerus.

Keempat, pandangan Muhammadiyah tentang tajdid atau pembaharuan cendernng seimbang antara  pemurnian  (purifikasi)  dan  pembaruan/pengembangan  (modernisasi, dinamisasi).

Kelima, ideologi Gerakan Muhammadiyah mengedepankan penerapan nilai-nilai dan prinsip Islam dalam kehidupan dan lebih berorientasi pada pembentukan masyarakat Islam. 

Keenam, Muhammadiyah menampilkan corak Islam yang mengedepankan amaliyah yang terlembaga dan terorganisasi sebagai perwujudan dan keyakinan dan pemahaman Islam dalam Muhammadiyah, sehingga Islam termanifestasikan secara konkrit.

Ketujuh, perjuangan Muhammadiyah lebih memilih jalur dakwah di bidang kemasyarakatan dan tidak menempuh jalur politik sebagaimana ditempuh oleh partai politik, dengan tetap menjalankan peran-peran kebangsaan.

Kedelapan, Muhammadiyah menerima Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Negara bangsa, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil dan makmur dan diridlai Allah SwT: Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Kesembilan, dalam memosisikan diri di hadapan Negara/Pemerintah, Muhammadiyah senantiasa mengembangkan sikap amar ma’ruf nahi munkar dalam makna memberikan dukungan pada kebijakan-kebijakan yang positif, sebaliknya melakukan kritik secara bijaksana terhadap kebijakan-kebijakan yang dipandang tidak baik. Kesepuluh, sejalan dengan Kepribadian Muhammadiyah, dalam memperjuangkan sesuatu lebih mengedepankan sikap toleran, demokratis, damai, cerdas, bekerjasama dengan golongan manapun untuk kebaikan, kuat dalam prinsip tetapi luwes dalam cara, menjauhi konfrontasi apalagi kekerasan.

Terakhir, bergerak melalui sistem organisasi (Persyarikatan) dan tidak bersifat perorangan dengan menjunjung tinggi semangat kolektif kolegial, demokratis, musyawarah, dan ukhuwah. (Red.S)


Minggu, 25 November 2018

Dua Jenis Penuaan : Kronologis dan Biologis

Beautynesia


SRENGENGE.IDDalam sebuah buku berjudul Natural Hormonal Enhancement, Rob Faigin menjelaskan tentang dua jenis penuaan, yaitu penuaan Biologis dan penuaan kronologis. Dua hal ini bisa sama, namun sangat mungkin berbeda. Mari kita simak uraiannya.

Tahukah anda bahwa ada orang yang usia fisiknya 40 tahun, namun memiliki kebugaran tubuh seperti pemuda berusia 20 tahun? Begitupun sebaliknya, ada orang yang usianya masih relatif muda namun kondisi fisiknya sudah begitu tua.

Rob Faigin menjelaskan bahwa penuaan bisa dilihat secara kronologis, yaitu dari usia hidup kita. Namun bisa juga dari sisi biologis, yaitu kondisi fisik tubuh. Keduanya bisa saling mengikuti, namun tak sedikit yang berbeda.

Ada banyak faktor yang menyebabkan, salah satunya karena penyakit. Mereka yang mengidap progeria misalkan, akan menjadi keriput, rambut rontok, dan terserang penyakit degeneratif seperti atheroslerosis bahkan di usianya yang masih belasan tahun.

Ada juga faktor kebugaran tubuh, kurang olahraga atau aktivitas fisik dan makanan yang dikonsumsi, juga berpengaruh pada tingkat penuaan. Selain itu faktor trauma dan stres yang ekstrem, yang secara drastis meningkatkan hormon katabolik, yang membuat orang menua sebelum waktunya.

Artinya, tua dalam bilangan usia tidak selalu sama dengan tua dari kondisi fisiknya. Begitupun sebaliknya. Hal inilah yang membuat kenapa ada sebagian orang nampak awet muda, meski dengan usia yang sudah lanjut.

Dilihat dari kondisi fisik, tak sedikit orang berusia lanjut yang masih terlihat bugar, produktif, bahkan bisa mengkonsumsi makanan berat seperti daging. Kondisi fisiknya masih memungkinkannya untuk melakukan aktivitas layaknya usia muda.

Itu menunjukkan bahwa usia kronologis tidak selalu sama dengan usia biologis. Usia kronologis terus melaju dari detik ke detik, namun usia biologis bisa mengikuti, lebih cepat, lebih lambat, atau bahkan dihentikan. [red.fa]

Jumat, 23 November 2018

Lukman Harun Menolak Ide Amien Rais


SRENGENGE.ID - Pada 11-13 Desember 1993, Amien Rais memimpin sidang tanwir Muhammadiyah di Surabaya dan membahas soal suksesi kepemimpinan nasional. Tanwir merupakan lembaga permusyawaratan tertinggi setelah muktamar.

Amien Rais mengingatkan, bahwa hampir setengah abad merdeka tetapi bangsa Indonesia belum pernah punya pengalaman bagaimana cara memilih presiden. Bung Karno dan Pak Harto menjadi presiden karena proses sejarah.

Menurutnya, Muhammadiyah yang lahir 33 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia, tak ada salahnya untuk urun rembug membahas kriteria pemimpin, yang diperkirakan akan terjadi pada 1998 ketika angkatan 45 sudah larut senja dan paripurna dari pengabdiannya.

Sidang tanwir yang membahas suksesi kepemimpinan nasional tersebut berhasil merumuskan enam kriteria calon pemimpin. Yakni :

1. Harus sudah teruji kesetiaannya pada Pancasila dan UUD 1945.

2. Punya integritas pribadi, tidak bermental korup dan dapat menjadi panutan.

3. Punya komitmen kerakyatan dalam arti selalu mengunggulkan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan, partai, kelompok, keluarga, dan sebagainya.

4. Punya visi masa depan yang ditandai dengan perkembangan iptek.

5. Memperoleh akseptabilitas yang setinggi mungkin dalam masyarakat Indonesia yang serba majemuk.

6. punya jangkauan (reach out) international berhubung Indonesia tidak mungkin ber-autarki tanpa kerjasama dengan negara lain.

Siapapun itu, entah berlatar belakang ABRI, Golkar, birokrasi, parpol, kalangan kampus, dunia wiraswasta, dan lain sebagainya tak menjadi masalah selama memiliki enam kriteria tersebut, dan terpilih dalam konsensus nasional.

Hanya saja, hasil yang sudah disepakati sidang komisi umum tersebut mendapat keberatan dari Lukman Harun, yang juga salah satu pimpinan Muhammadiyah. Lalu diikuti keberatan oleh tujuh pimpinan wilayah.

Menurut pihak yang menolak, pembahasan tersebut terlalu dini, sehingga ada kesan mendesak penguasa. Selain itu, soal suksesi merupakan tugas MPR kala itu, sehingga Muhammadiyah tidak perlu ikut bicara politik.

Karena penolakan tersebut, demi kemaslahatan bersama ala Muhammadiyah, maka hasil sidang soal suksesi kepemimpinan nasional disimpan dulu dan direncanakan dibahas pada Muktamar 1995. (Red.s)

Sumber bacaan :
Buku "Motalitas Politik Muhammadiyah" (1995) karya Amien Rais. Hal 47-50

Kamis, 22 November 2018

Amien Rais Soal High dan Low Politik

Amien Rais. foto : politiktoday


SRENGENGE.ID - Dalam sebuah buku berjudul Moralitas Politik Muhammadiyah yang ditulis Prof. Dr. HM. Amien Rais pada 1995, yang diterbitkan DINAMIKA Yogyakarta, Amien Rais menjelaskan maksud apa itu high politic dan low politic.

Pada halaman 43, beliau mengomentari tulisan Dr. Sulastomo tentang pengertian high politic dan low politic. Menurut mantan ketua MPR RI tersebut, high politik bukan politik tinggi. Begitu pun dengan low politic, bukan berarti politik rendah.

"High politik artinya politik yang luhur, adiluhung, dan berdimensi moral etis. Sedangkan low politik adalah politik yang terlalu praktis dan seringkali cenderung nista," tulis Amien Rais.

High politik terjadi bila sebuah organisasi menunjukkan sikap yang tegas terhadap korupsi, mengajak masyarakat luas untuk memerangi ketidakadilan, menghimbau pemerintah untuk terus menggelindingkan proses demokratisasi dan keterbukaan.

Sebaliknya, bila sebuah organisasi melakukan gerakan dan manuver politik untuk memperebutkan kursi DPR, minta bagian di lembaga eksekutif, membuat kelompok penekan, membangun lobi serta kasak kusuk untuk mempertahankan atau memperluas vested interest, maka organisasi tersebut sedang melakukan low politic.

Lebih lanjut, guru besar UGM tersebut menulis bahwa Muhammadiyah tidak akan pernah terjun ke dalam kancah power politic yang dapat membahayakan kelangsungan hidupnya.

Salah satu yang membuat Muhammadiyah tidak retak dan tidak mengalami polarisasi di dalam dirinya, dikarenakan politik praktis itu dijauhi, namun tetap harus menjalankan high politic sebagai upaya amar ma'ruf nahi munkar. (Red.s)

Selasa, 20 November 2018

Amri Yahya, Senirupawan Muhammadiyah



SRENGENGE.ID - Beliau termasuk yang keberatan ketika nama Majelis Kebudayaan diganti menjadi Lembaga Seni dan Budaya, atau yang kini menjadi LSBO (Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga).

Menurutnya, dengan menjadi sebuah majelis, maka keberadaannya tidak saja di tingkat pusat, melainkan bisa sampai ke cabang.

Ialah Prof. Dr (HC). Ki H. Amri Yahya, seorang pelukis, perupa, dan salah satu perintis dalam seni lukis batik kontempoter Indonesia, yang melahirkan banyak karya kaligrafi Islam.

Sebagian karyanya hingga kini bisa dinikmati di Amri Museum Art Galeri, Jalan Amri Yahya No. 6, Yogyakarta. Kenapa sebagian? Sebab pada 14 September 2004, museum tersebut pernah terbakar dan banyak karyanya hangus tak terselamatkan.

Selama aktif di dunia seni, Amri adalah salah satu perancang logo Muktamar Muhammadiyah, sejak muktamar 1978 di Surabaya hingga muktamar tahun 2000 di Jakarta.

Di era kepemimpinan KH. Azhar Baasyir sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah (1990-1995), Amri Yahya mejabat Wakil Ketua Majelis Kebudayaan.

Kiprahnya dalam dunia seni tak diragukan lagi. Sejak tahun 1977 menjadi anggota kehormatan International Association of Art (IAA) UNESCO Paris. Beliau juga pernah menjadi wakil Indonesia dalam Konferensi Seni Budaya Islam Dunia (1996) di Hofstra University, New York.

Selain itu beliau juga salah satu pendiri HSRI (Himpunan Senirupawan Indonesia) pada tahun 1979, dan menggelar pameran tunggal di Eropa dan kawasan Timur Tengah antara tahun 1976-1979, serta di Asean Art Museum, San Francisco pada tahun 1996.

Amri Yahya termasuk dari sedikit penggerak seni rupa Islami kala itu, bersama Ahmad Sadali, A.D Pirous, Joop Ave dan Amang Rahman. Bersama mereka pula Amri menggagas Festival Istiqlal dan mengusulkan berdirinya Bait al-Qur'an.

Amri Yahya lahir di Sukaraja, Ogan Hilir, Palembang, Sumatera selatan pada 29 September 1939 dan wafat di Yogyakarta 19 Desember 2004 pada usia 65 tahun.

Beliau memperdalam pendidikan seninya di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta pada 1963 dan Jurusan Seni Rupa, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Yogyakarta tahun 1971.

Pada tahun 1994, Amri mendapatkan gelar kehormatan dari Majelis Luhur Tamansiswa sehingga memiliki nama "Ki" di depannya. Tak hanya itu, pada 2001 Universitas Negeri Yogyakarta pun menganugrahinya gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang evaluasi Pendidikan Seni.

Dua tahun sebelum wafat, beliau dikukuhkan sebagai guru besar (Profesor)di Universitas yang sama dalam bidang seni. (Red.s)

Sumber bacaan : Ensiklopedi Muhammadiyah Jilid 1.

Senin, 19 November 2018

Ternyata Pria Lebih Cepat Pikun Dibanding Perempuan

flickr

SRENGENGE.ID - Tim Peneliti dari Universitas Pennsylvania pernah merilis sebuah penelitian tentang tingkat kepikunan antara pria dan wanita. Hasil yang mengejutkan ditunjukkan bahwa resiko kepikunan kaum pria tiga kali lebih besar dibandingkan perempuan.

Penelitian yang dilansir pada 1991 itu mengambil sampel sebanyak 34 pria dan 35 perempuan usia antara 18-80 tahun. Data menunjukkan, pria lebih cepat kehilangan sel-sel otak terutama yang berhubungan dengan bahasa, berpikir rasional, dan rasa bahagia.

Penelitian ini menggunakan teknologi magnetic resonance imaging (MRI) yang menghasilkan gambaran rinci mengenai otak sehat dari 69 peserta yang dijadikan penelitian.

Pada kaum pria, otak yang mengalami kemunduran adalah bagian kiri, yang mengontrol beberapa hal di atas. Berbeda dengan otak bagian kanan yang mengontrol penglihatan dan kemampuan khusus serta kreatifitas.

Prof. Ruben Gur, salah satu yang terlibat dalam penelitian menyatakan, bahwa penelitian tersebut membenarkan anggapan bahwa perempuan memang memiliki ingatan lebih tajam.

Pada intinya, antara pria dan perempuan sama-sama mengalami proses atrofi, yaitu kematian sel-sel otak. Hanya saja tingkat kematian sel otak pada kaum pria tiga kali lebih cepat dibandingkan perempuan.

Salah satu cara yang bisa ditempuh agar otak terus bekerja dan sel-sel terus aktif adalah dengan latihan otak, yang sederhana bisa dilakukan adalah membaca, menulis, mengisi teka-teki silang, bermain game, dan sebagainya. (red.s)

Sumber bacaan :
Buku Memahami Otak (2003) ditulis oleh tim Pusat Informasi Kompas (PIK) Penerbit buku Kompas.

Jumat, 16 November 2018

Pancasila, Hadiah Umat Islam untuk Indonesia

Bung Karno dalam sebuah rapat. sumber : tribunnews


SRENGENGE.ID - Menteri Agama kabinet pembangunan III, Jenderal Alamsyah Ratu Perwira Negara, pernah mengatakan bahwa Pancasila adalah hadiah terbesar yang diberikan umat Islam kepada Republik Indonesia. Apa maksudnya?

Hal itu disampaikan dalam acara dies natalis Institut Ilmu Al Qur'an pada 25 April 1981. Menurut Mr. Mohamad Roem, menteri agama mengucapkan hal itu sembari menunjuk ke arah Mr. Kasman Singodimedjo yang juga hadir dalam acara tersebut.
Alamsyah Ratu Perwira Negara. sumber : tempo

Ungkapan menteri agama tersebut sekaligus memberikan perspektif baru dalam melihat sejarah, khususnya silang pendapat yang terjadi ketika "tujuh kata" piagam Jakarta dalam Pancasila dihapuskan, meskipun sebagian besar perumusnya adalah orang Islam.

Meski demikian, golongan Islam tetap sepakat untuk tidak menggunakan tujuh kata tersebut. Itulah yang disebut Jenderal Alamsyah sebagai hadiah terbesar umat Islam untuk Indonesia. Salah satu yang mewakili dan menyakinkan penghapusan kala itu adalah Mr. Kasman Singodimedjo yang hadir dalam forum tersebut.

Penghapusan tersebut karena ada usul dari perwakilan Kaigun atau angkatan laut Jepang yang menguasai wilayah timur Indonesia. Disebutkan bahwa jika tujuh kata tetap disahkan, maka Indonesia bisa pecah karena di wilayah timur sebagian besar menganut Katolik dan Protestan.

Meskipun menurut Mr. Roem, dalam panitia sembilan yang merumuskan dan menandatangani piagam Jakarta, ada wakil dari golongan Kristen yaitu Mr. A. A. Maramis yang menerima secara bulat sidang pleno tersebut. Juga ada tokoh seperti Mr. Latuharhari yang juga seorang Kristen dan menerima hasil piagam Jakarta.

Meski demikian, preambul tujuh kata : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, tetap dihapuskan agar tidak terjadi ancaman perpecahan. Inilah yanh disebut sebagai hadiah umat Islam bagi Indonesia. (Red.s)

Editor : Ahmad Fahrizal Aziz

Kamis, 15 November 2018

Kenapa Bung Karno Membongkar Rumah Proklamasi?

sindonews

SRENGENGE.ID - Pada tahun 1960, atas permintaan Bung Karno, rumah yang dijadikan tempat pembacaan proklamasi kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat itu, dibongkar. Padahal rumah itu termasuk tempat bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Rumah itu adalah kediaman Bung Karno, hadiah dari pemerintah pendudukan Jepang, Pada awalnya, memang tidak ada rencana untuk membacakan proklamasi di rumah tersebut, rencana awalnya proklamasi dibacakan di lapangan Ikada. Namun karena banyaknya tentara Jepang, dan khawatir akan jatuh korban jiwa, maka dialihkan ke rumah pribadinya.

Tak ada yang tahu alasan pasti kenapa Bung Karno kemudian memerintahkan untuk merobohkan rumah tersebut. Menurut Dwi Mulyatari, Sejarahwan UI, ada beberapa analisis. Salah satunya karena rumah itu menyimpan kenangan pahit bagi Bung Karno.

"Ada juga yang mengatakan bahwa Bung Karno malu jika proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dilaksanakan di rumah sederhana, dan bukan di tempat yang megah," jelas Dwi.

Keinginan Bung Karno untuk membongkar rumahnya tersebut sempat ditentang juga oleh dokter pribadinya, namun Bung Karno berkata, apa kamu ingin memamerkan celana dalam saya ke dunia?

Setelah rumah dibongkar, menurut Sejarahwan Rusdhy Husein, Bung Karno mengambil kapur dan menggaris letak posisi proklamasi dibacakan.

"Di tempat itu kemudian muncul yang sekarang kita sebut tugu petir," Jelas Sejahrawan senior itu.
tugu petir. sumber : google

Sebelumnya, tak jauh dari tugu petir itu sudah dibangun tugu satu tahun RI yang diresmikan pada 1 Agustus 1946. Sementara pada 17 Agustus 1980, Soeharto meresmikan monumen proklamasi tak jauh dari lokasi tugu petir.
monumen proklamasi

Jalan Pegangsaan Timur kini berubah nama menjadi Jalan Proklamasi. (Red.s)

Editor : Ahmad Fahrizal Aziz

Senin, 12 November 2018

Yusril Bercerita Soal Kasman Singodimedjo

pinterpolitik


SRENGENGE.ID - Keputusannya untuk menjadi penasehat hukum pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada pilpres 2019, diakui Yusril menimbulkan beberapa reaksi dari kader PBB, terutama di daerah. Yusril pun menjawab dengan memberikan gambaran sejarah sebagaimana yang dialami Mr. Kasman Singodimedjo.

Menurutnya, gejolak itu justru datang dari kader-kader baru PBB, bukan kader yang sudah berkiprah selama belasan tahun. Ada yang menyebut dirinya sudah melakukan penghianatan, tak berjiwa Masyumi, bahkan perlu diganti melalui munaslub.

"Padahal istilah munaslub itu tidak ada di AD/ART PBB, sehingga kita perlu jelaskan lah, dan setelah kita jelaskan, setelah tiga hari terjadi gonjang ganjing, mereka mulai memahami," Kata Yusril.

Menurut Ketua umum PBB tersebut, dalam politik ada langkah taktis dan langkah strategis. Tidak bisa hanya saling membenturkan dua pihak yang sedang berkompetisi. Sehingga partai harus memilih langkah strategis, sebagaimana yang dulu dilakukan Kasman Singodimedjo.

"Tahun 1947 dibentuk kabinet Amir Sjarifuddin. Amir itu orang murtad, keluar dari Islam dan memeluk agama Kristen, dan dia komunis. Amir itu kemudian terbunuh pada peristiwa madiun 1948. Masyumi kala itu pikir-pikir ini bagaimana ya? Masuk atau tidak ke kabinet Amir ini?" Jelasnya.

Namun Mr. Kasman Singodimedjo mewakili Masyumi masuk ke dalam kabinet Amir Sjaridudin dan menjadi menteri kehakiman. Saat itu suasana sedang genting karena ada agresi militer 1 oleh Belanda seusai perjanjian linggarjati.

"Kasman Singodimedjo masuk ke dalam kabinet Amir Sjarifuddin agar Amir tidak menandatangani perjanjian renville," Jelasnya.

Isi perjanjian Renville memang banyak ditentang oleh berbagai pihak, antara lain dari Masyumi dan PNI. Meski pada akhirnya tetap disetujui kedua belah pihak pada tanggal 17 Januari 1948. Amir Sjarifuddin, selaku perdana menteri, adalah pihak yang mewakili RI dalam perundingan di atas geladak kapal itu.

Perjanjian Renville disebut sangat merugikan Indonesia dan dianggap sebagai upaya Belanda memblokade ekonomi Indonesia. Karena kerasnya pertentangan dari publik atas penyepakatan perjanjian Renville tersebut, 6 hari pasca kesepakatan itu dibuat, Amir Sjarifuddin mundur sebagai perdana menteri. (Red.s)

Sumber :
Wawancara Yusril Ihza Mahendra bersama Bayu Sutiono pada acara Sapa Indonesia Pagi - KompasTv.

Minggu, 11 November 2018

Kisah Yusril yang Pernah Membakar Patung Pak Harto

Nusantaranews


SRENGENGE.ID - Yusril Ihza Mahendra sangat lekat dengan kepemimpinan Pak Harto, apalagi ketika pada tahun 1990 beliau masuk Setneg dan menjadi penulis pidato presiden. Namun ternyata Yusril termasuk yang paling keras mengkritik rezim orde baru dan bahkan mengaku pernah ikut mendemo dengan membakar patung Pak Harto.

Hal tersebut diungkapkan Yusril Ihza Mahendra dalam wawancara bersama Bayu Sutiono pada acara Sapa Indonesia Pagi - KompasTv, ketika ditanya soal kenapa bersedia menjadi penasehat hukum pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada pilpres 2019, padahal selama ini seringkali mengkritik kebijakan pemerintah.

"Masyarakat barangkali tidak tahu peristiwa yang sudah lama sekali. Saya ini aktivis mahasiswa, terakhir kali saya mejabat sebagai ketua MPM UI dan selalu berseberangan dengan pemerintah sejak 1978, melawan rezim pak Harto waktu itu, saya ikut demo bahkan ikut bakar patung pak Harto," Ungkap Yusril.

Selain itu, setamat kuliah, tokoh yang kini dikenal sebagai pakar hukum tata negara tersebut mengaku juga sering melayangkan kritik melalui tulisan di majalah Tempo, Gatra, dan lain sebagainya.

"Namun suatu hari saya dipanggil Pak Murdiono untuk masuk ke setneg, lalu saya tanya tugas saya di setneg ini apa pak Mur? Dijawab bahwa tugas sodara menulis pidato presiden dan menyiapkan naskah-naskah kepresidenan," Lanjut Ketua Umum PBB tersebut.

Mendapat tawaran tersebut, Yusril pun sempat kaget, karena selama ini ia sering mengkritik pemerintah. Murdiono yang kala itu Mensesneg pun menemui Pak Harto dan menyampaikan hal tersebut.

"Kata Pak Harto, begini saudara Yusril, diluar tembok istana ini, saudara orang bebas. Akhirnya di tahun 1990, saya bergabung ke setneg, dan banyak caci maki waktu itu, kalau sekarang mungkin disebut cebong," Jelas Yusril sambil tertawa.

Meski bergabung dengan pemerintah waktu itu, Yusril mengaku tak pernah memuji presiden secara berlebihan, sebagaimana yang pernah dilakukan Pak Harmoko. Yusril pun mengingat pesan kakeknya agar seperti ikan di laut, berenang di air yang asin tetapi tak menjadi ikan asin.

"Alhamdulilah sampai sekarang saya masih menjadi diri saya sendiri," Tegasnya. (Red.s)

Sabtu, 10 November 2018

Selama Tiga Hari, Soekarno-Hatta Tidak Bisa Tidur

wowkeren.com


SRENGENGE.ID - Jelang proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terjadi banyak peristiwa yang diistilahkan oleh Bung Karno seperti hari-hari yang memecahkan urat syaraf. Bung Hatta pun pernah menulis dalam majalah Mimbar Indonesia tentang kejadian-kejadian sekitar proklamasi.

Hari-hari melelahkan dari tanggal 15-16 Agustus, selepas pulang dari Dallat-Vietnam, yang mana muncul desakan dari kaum muda hingga peristiwa penculikan ke Rengasdengklok. Lalu perumusam naskah proklamasi, dan sidang penentuan dasar negara dan UUD 1945 pada 18 Agustus 1945.

Dari tanggal 15-17 Agustus 1945, dua proklamator yang mewakili bangsa Indonesia ini tidak bisa tidur. Dinihari tanggal 16 sebelumnya, bersitegang dengan kelompok muda. Dinihari tanggal 17 Agustus keesokan harinya perumusan naskah proklamasi.
suasana di Istana. sumber : google

Sore harinya tanggal 17 Agustus 1945, Hatta menulis bahwa PPKI kedatangan tamu dari opsir angkatan laut jepang yang mewakili Kaigun, yang menyampaikan keberatan dari golongan Kristen tentang tujuh kata dalam sila pertama Pancasila.

Dalam keadaan yang meletihkan tersebut, mereka (khususnya Soekarno-Hatta) harus meredam protes dan perdebatan dari golongan Islam yang menolak penghapusan tujuh kata tersebut.

Rentetan peristiwa dari tanggal 15 hingga 18 Agustus itulah yang disebut Soekarno seperti hari-hari yang memecahkan urat saraf, sebab banyak hal dan peristiwa penting yang menentukan nasib bangsa Indonesia yang baru berdiri itu. (Red.s)

Sumber bacaan :
Buku Piagam Jakarta 22 Juni 1945 karya H. Endang Saifudin Anshari, MA

Jumat, 09 November 2018

Jalan Sunyi


Ilustrasi dari Google
Jalan Sunyi
Oleh: E. Nugroho

Sendirian adalah kekuatan pada irfani
Sunyi buhkan berarti menuju jalan kesepian
Sekelompok orang pun ada yang memaknai sunyi adalah jalan tujuan hidup
Mereka mengangap jalan perjuangan
Jalan perjuangan menuju irfani tuhan
keyakinan tuhan dan punyaknya keimanan
Di balik kesunyian menyimpan kekuatan percikan semangat revolusi
Semangat mengubah keadaan menuju peradaban yang lebih baik.

(12,oktober ,2018 Lamongan)