loading...

Selasa, 04 Oktober 2016

Jelang Satu Tahun Paguyuban Srengenge Blitar





Sekitar sebulan dari sekarang, Paguyuban Srengenge Blitar tepat berusia satu tahun. Meski sudah secara deklaratif dimulai sejak bulan november 2015, namun sebenarnya baru mengemuka sekitar agustus 2016. Bulan-bulan awal disibukkan dengan konsep-konsep, serta mencari “jati diri” tentang gerakan Paguyuban Srengenge itu sendiri. Sampai sekarang pun masih dalam taraf pencarian. Tapi satu hal yang sudah menjadi kesepakatan, ialah tentang Kajian Soekarno dan Islam atau disebutnya Soekarno Islamic Studies.

Kajian itu diambil untuk lebih intens melihat Soekarno sebagai seorang Muslim, serta pandangan-pandangannya tentang Islam. Hal tersebut penting kiranya, karena selama ini kita terlalu jauh melihat Soekarno sebagai tokoh kiri. Meski sebenarnya juga tidak sedikit buku yang membahas pandangan Soekarno tentang Islam.

Tentang bagaimana konsep kajian, serta siapa yang menjadi audiens dalam kajian tersebut, semuanya masih dibahas. Yang jelas, di Blitar sendiri sudah berdiri Perpustakaan besar yang didalamnya ada koleksi khusus buku-buku Soekarno atau yang menulis tentang Soekarno. Buku-buku tersebut harus dibaca, dicerna, dan disebarkan, agar figur Soekarno dipahami lebih komplit. Tidak saja dari sisi ia sebagai tokoh kiri, atau malah tidak dibaca sama sekali, dan hanya diagungkan figurnya, sehingga yang terjadi hanya pem-fosil-an figur. Jika kajian ini bisa berjalan, tentu bisa menjadi kebahagiaan tersendiri.

Tapi diluar dari itu, agenda-agenda seperti diskusi dan bedah buku dijalankan secara kondisional. Termasuk keinginan untuk menerbitkan buku. Tapi semangat literasi untuk menulis juga tidak boleh padam, terutama melalui website ini. Selain kedepannya digunakan untuk mengabarkan agenda Paguyuban Srengenge atau agenda lain yang masih relasional, juga untuk menyebarkan ide atau gagasan dari pengurus, serta hasil dari kajian. Kedepan akan ada rubrik khusus tentang Soekarno Islamic Studies yang dikemas dengan bahasa yang lebih cair dan populer.

Langkah-langkah kecil ini untuk merawat semangat, tradisi membaca, diskusi dan menulis. Merawat jalur-jalur keilmuan, mewadahi idealisme, serta menjembatani hobi-hobi terpendam. (*)

Blitar, 3 Oktober 2016
A Fahrizal Aziz