loading...

Senin, 27 Februari 2017

BIOGRAFI INTELEKTUAL SPIRITUAL MUHAMMAD

BIOGRAFI INTELEKTUAL SPIRITUAL MUHAMMAD



Resensi - Dalam perjalanan seluruh hidupnya, kehidupan Nabi Muhammad SAW dipenuhi beragam peristiwa, situasi, dan pernyataan yang mengandung pelajaran spiritual paling dalam. Memang telah banyak buku serupa ini, seperti  Karya K.H. Moenawar Chalil dengan“Tarikh Nabi Muhammad Saw” yang sampai berjilid jilid, atau juga  Karya karen Amstrong “ Muhammad: A Prophet for Our Timeyang cukup fenomenal itu, namun dalam buku ini penulis membuat kita melihat dari sudut pandang berbeda dan baru. Dengan sentuhan emosi, kekaguman, rasa takzim yang penuh dan konsisten menghindari klise penulisan biografi Muhammad, yang umumnya menjelaskan peristiwa yang dialaminya merupakan rentetan keajaiban semata, penulis mengungkap sisi manusiawi Muhammad. Meski sebelumnya Tariq Ramadan terbiasa menulis untuk kalangan akademis, di buku ini Ramadan menuturkan sirah indah Sang Nabi dengan bahasa yang mudah dipahami. Juga mengalir meski tidak meliuk-liuk seperti cara Armstrong bertutur. Banyak orang bisa menikmati buku ini. Bahkan, audiens yang Ramadan bayangkan adalah baik muslim dan non-muslim, seluas audiens yang Armstrong bidik.

Bahwa hidup Muhammad adalah rangkaian kerja keras, kontemplasi, pengorbanan, dan pengambilan keputusan yang sering penuh risiko. Nabi merupakan panutan bukan saja dari sisi kualitas dirinya, melainkan juga dari sisi keraguannya, luka-lukanya, dan terkadang kekeliruan keputusannya yang ditunjukkan oleh wahyu atau para sahabatnya Seluruh sisi kehidupan nabi adalah wahana pembaruan dan transformasi, mulai dari detail terkecil hingga peristiwa terbesar. Orang islam yang setia, orang beriman dari agama lain, dan siapa pun yang mempelajari kehidupan Muhammad, tanpa memedulikan keyakinan agamanya, dapat menarik berbagai pelajaran dari kehidupannya sehingga mereka dapat meraih esensi pesannya dan cahaya keimanan darinya.

Kelebihan buku ini, seperti yang saya ungkap sebelumnya bahwa memberikan sudut pandang baru, tidak melulu tentang keajaiban yang terlihat tanpa upaya karena keistimewaan sebagai seorang rasul Tuhan. Melainkan mengupas karakter manusiawi Muhammad, sisi intelijensia, emosi, dan spiritualitasnya. Serta beragam pelajaran yang dapat terpetik dari semua kecemerlangan dan keraguan keputusannya. Terasa sangat dekat, sebagaimana diri kita sendiri. Bahwa Muhammad memang seorang manusia, dapat kita jadikan suri teladan. Gaya bahasanya pun ringan, detail dan mudah dicerna bagi siapa pun, termasuk pembaca non muslim.

Alur ceritanya memang kadang maju/mundur jauh sekali. Tapi tak lama-lama. Alurnya pun tak jarang bergeser dari kisah hidup Rasul, ke ayat-ayat Quran, dan ke ajaran-ajaran spiritual atau ajaran-ajaran yang relevan dengan situasi dunia saat ini. Tapi, sekali lagi, semuanya diulas secara singkat dan padat. Sehingga, pembaca tak akan banyak terganggu untuk menikmati kisah yang sedang dituturkan.

Prof. Tariq Ramadan, MA, Ph.D (penulis buku "biografi intelektual spiritual Muhammad")

Penulis yang juga cucu Hasan Al Banna ini  berhasil menyajikan pesan-pesan yang ia lahirkan dari pemikiran yang mendalam sebagai racikan kisah yang dihidangkan secara sederhana. “Di antara berbagai kekacauan yang terjadi di dunia,” pesan-pesan ini akan menjadi bermakna. Dalam buku ini banyak hal menarik yang bisa kita jadikan renungan dan pelajaran. Salah satunya adalah petikan halaman-halaman di bawah ini

Halaman 123, "Revolusi hati ini (Umar bin khattab) merupakan sebuah tanda, dan ia mengajarkan dua hal: tidak ada yang mustahil bagi tuhan, dan kita tidak boleh memberikan penilaian mutlak terhadap sesuatu atau seseorang."

Halaman 280, yang mengisahkan tentang poligami nabi setelah monogami dengan Khadijah. "Pernikahan-pernikahan yang dilakukan nabi terkait dengan kondisi ini: beberapa istrinya berasal dari klan-klan yang telah menjadi keluarga Muhammad sehingga secara otomatis dipandang sebagai sekutunya sendiri. Oleh karena itu, komunitas Islam sendiri tampaknya menjadi semakin kukuh dan tak tertandingi."

Halaman 285 "Yang tersimpan dalam hati berada jauh di luar batas pengetahuan manusia. Nabi tahu keberadaan orang-orang munafik di sekitarnya, tapi beliau tidak mengambil tindakan khusus terhadap mereka. Beliau tetap bersikap hati-hati, terkadang waspada, tapi beliau tidak menetapkan keputusan final."

Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.”
 (Al-Ahzab: 21)
__________________________________
diresensi oleh:
Khabib Mulya Ajiwidodo
(sekretaris Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Blitar)