loading...

Sabtu, 21 Juli 2018

Kilas Balik ber-IMM (5)

Camping Kader 2010

Ada beberapa kegiatan turun temurun, atau kegiatan prioritas yang hampir selalu dilaksanakan. Selain Mastama (Masa taaruf Mahasiswa), DAD, juga camping kader.

Dalam setahun, ada dua kali DAD. Disebutnya DAD 1 dan 2. DAD 1 penyelenggaranya komisariat masing-masing. DAD 2, susunan kepanitiaan termasuk instruktur 3 komisariat jadi satu, yang dinaungi Koordinator Komisariat (Korkom).

Setelah DAD 1 & 2, ada satu kegiatan yang bertujuan mengakrabkan kader semua komisariat, yaitu Camping kader. 2010 itu, lokasi yang dipilih adalah ke wisata Cangar.

Saya belum pernah kesana, sehingga kegiatan itu menjadi menarik.

Cangar adalah kawasan wisata air hangat. Bukan hanya pemandiannya yang hangat, bahkan air sungainya pun hangat. Air hangat tersebut dari gunung Welirang, yang berpunggungan dengan gunung Arjuno. Berada di dalam komplek taman nasional Raden Soerjo.

Jika dilihat dari Blitar, gunung Welirang-Arjuno yang berpunggungan dengan gunung-gunung lain disekitarnya itu, nampak seperti perempuan tidur.

Kami rombongan kesana naik truk. Alamak. Ternyata itu adalah tradisi hampir semua organisasi di UIN Malang. Ketika ada diklat outdor, menyewa truk sebagai kendaraan. Selain murah, juga bisa menampung banyak orang.

Kalau truk berhenti agak mendadak, maka penumpang pun kalang kabut. Apalagi waktu itu, tepat disamping saya adalah Immawati Nur Zaidah, kader IMM komisariat Revivalis. Untung samping saya Rasikh Adila, jadi ketika menubruk kedepan, tidak terlalu terasa. Hehe

Sayangnya Yusuf Hamdani tidak bisa ikut. Saya berkirim sms, kenapa tidak bisa ikut? Ternyata dia ada agenda dengan kelompok motivasi. Ya benar dugaan saya, dia punya profil sebagai motivator dan coach.

Kami tidur dimana? Di tenda. Tetapi bukan tenda besar. Tenda-tenda kecil. Ada beberapa tenda kecil, sehingga antara Immawan dan Immawati tidak perlu "satu tenda".

Malamnya ada ngobrol santai, sembari minum kopi. Perkenalan dengan pengurus dan kader baru, serta sekapur sirih dari ketua komisariat masing-masing.

Tiga ketua komisariat hadir. Yaitu, Mas Tamam dari Pelopor, Mas Subhan dari Reformer, dan Mas Abdul Kholiq dari Revivalis.

Dingin luar biasa. Sarung dan peci yang saya bawa pun berubah fungsi jadi penghangat. Apa kita akan tidur di sini, di tempat dingin ini? Ya tentu saja.



###
Senior, Kakanda dan Ayunda datang agak malam. Termasuk ketua Korkom, Mas Satrio. Hadir juga Cak Taufik (Cak Fik), dan Cak Imam Habibie.

Karena itu tiga komisariat jadi satu, maka kami agak canggung juga, dan masih merasa asing satu sama lain.

Selain menikmati suasana alam, hari itu juga kami diskusi, tanya jawab, sharing gagasan, keluhan, dan harapan-harapan.

Meski forum santai, tetapi ada fase dramatis saat beberapa pengurus komisariat protes, terutama yang Immawati. Sampai tangis meledak, karena mungkin terlalu dalam curahan hati yang disampaikan. Apa ini juga bagian dari skenario?

Lambat laun, beberapa hari kemudian saya baru kalau peristiwa malam itu bukan drama. Tetapi memang apa adanya. Tangis dan airmata itu ternyata tidak palsu. []

Ditulis di Blitar, 21 Juli 2018
Ahmad Fahrizal Aziz

posted from Bloggeroid