loading...

Rabu, 09 November 2016

PK IMM Asy - Syifa STIKES STRADA Mengadakan Bedah Puisi Wiji Thukul

PK IMM Asy - Syifa STIKES STRADA Mengadakan Bedah Puisi Wiji Thukul




Kediri – Sejarah menulis bahwa IMM lahir dari perkumpulan pusat – pusat kajian yang di lakukan oleh Mahasiswa Muhammadiyah di berbagai kampus. Dari sejarah itu boleh dikatakan bahwa “tanpa kajian , tak akan ada IMM”. Maka dari itu untuk meneruskan tradisi kajian, Pimpinan Komisariat IMM Asy – Syifa’ STIKES STRADA Kediri secara rutin mengadakan kajian mahasiswa yang bertempat di masjid kampus – Masjid At  Taqwa.

Peserta kajiannya juga semakin bertambah banyak, kurang lebih 35 kader IMM PK Komisariat Asy-Syifa secara rutin  mengikuti kajian tersebut. Supaya para mahasiswa tidak bosan mengikuti kajian , maka segenap PK Asy – Syifa selalu berinovasi dalam mencari tema-tema kajian yang menarik, tema kajian yang diberikan tidak terpaku pada soal – soal keagamaan atau keislaman, tema yang lain seperti kesehatan, pergerakan, sejarah, sastra juga di suguhkan kepada peserta kajian. Seperti halnya kajian yang di adakan pada hari Rabu, tanggal 9 November 2016 kemarin, Pimpinan Komisariat menyuguhkan tema tentang sastra pergerakan yang berjudul “Bedah Puisi widji Thukul – sebuah makna dan peristiwa” dengan pemateri kakanda Khabib M. Ajiwidodo yang juga salah satu pendiri PK Asy-Syifa IMM S-Strada Kediri. Kajian pada hari itu juga di hadiri oleh salah satu senior IMM Ahmad Fatoni serta salah satu Pimpinan DPD IMM Jawa Timur Liza Novitasari Wijaya.

Di awal kajian, moderator yang juga sebagai peserta aksi damai umat islam, menjelaskan tentang aksi damai yang di lakukan umat islam beberapa waktu di Jakarta. 

Moderator mengatakan dan menegaskan : “aksi kemarin adalah aksi damai terbesar yang di lakukan umat Islam di sepanjang sejarah Indonesia. Bila kemudian ada kejadian – kejadian rusuh, itu murni di lakukan oleh oknum yang ingin merusak jalannya aksi damai tersebut”.

Kajian tentang sastra pergerakan tersebut berlangsung menarik, karena kajian tentang sastra pergerakan ini baru pertama kali di suguhkan di forum ini. Para peserta juga antusias menyimak pemaparan dari pemateri. 

Muqodimah yang di sampaikan oleh moderator di atas tampaknya sesuai dengan tema yang disampaikan pada kajian kali ini, yaitu tentang seorang pemuda  yang berani melawan kedzoliman penguasaa saat itu (zaman OrBa) dengan jalan demontrasi dan membuat puisi.

“Sebagai Mahasiswa, kita harus berani melawan bila ada kedzoliman – kedzoliman yang di lakukan oleh penguasa, baik itu penguasa kampus atau pemerintah. salah satu bentuk perlawanan itu bisa disampaikan melalui tulisan seperti yang di lakukan widji thukul atau dengan cara yang lain asalkan santun dan bermartabat” begitu sedikit kata yang terucap dari pemateri.

suasana kajian komisaria asy syifa

Di akhir kajian di adakan dialog, pada acara dialog inipun para Mahsiswa juga sangat antusias, terbukti dari banyaknnya pertanyaan – pertanyaan yang di ajukan ke pemateri. Dialog berjalan dengan baik.

Guna menumbuhkan rasa berani melawan kemungkaran, moderator menutup acara  dengan membacakan 4 bait puisi widji thukul yang berjudul “peringatan”

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: .....
LAWAN !!!

(Red. S)
________________



ketarangan gambar : atas, wiji thukul sedang membaca puisi di salah satu kampung
bawah, salah satu dokumentasi tulisan asli widji Thukul.

_________