loading...

Jumat, 16 September 2016

Bagaimana Seorang Muslim Menyikapi Kasus Mario Teguh?




Mario Teguh dan Ario Kiswinar


Sejak booming pengakuan Ario Kiswinar yang mengaku anak kandung dari Istri yang pertama, Mario Teguh pun mulai diperbincangkan dari sisi yang berbeda. Jika selama ini Mario Teguh lekat sebagai sosok motivator kelas atas dengan petuah-petuah yang cespleng, kini publik mulai mempertanyakan konsistensi dari setiap petuah yang pernah diberikan Motivator yang terkenal dengan salam supernya itu.

Mario Teguh pun sempat menjawab setiap pengakuan Ario Kiswinar melalui Kompas Tv. Sayang, jawaban Mario Teguh dinilai sangat menyakitkan bagi sebagian publik. Mario bahkan ragu kalau Ario adalah anak kandungnya, bahkan menduga jika mantan istrinya, yang notabene adalah Ibu Ario, pernah melakukan hubungan gelap dengan orang lain. Jawaban Mario Teguh dianggap tidak bijak, mengingat ia sering mengeluarkan kata-kata bijak. Mario nampak emosional kala itu, meski sebisa mungkin terlihat tenang.

Sebenarnya, tidak bijak juga mengaitkan kehidupan masa lalu Mario Teguh dengan kata-kata bijak yang selama ini dilontarkan dalam program motivasinya. Dalam Islam sendiri ada sebuah pepatah arab berbunyi : ‘unzhur maa qaala, wa laa tanzhur man qaala’. Lihatlah apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang berkata. Jika kebenaran itu disampaikan oleh orang fasiq sekalipun, terimalah sebagai petuah.

Petuah bijak Mario Teguh selama ini seharusnya jangan dianggap bias karena kehidupan pribadinya yang pahit. Jika petuah Mario Teguh itu benar adanya, terima saja tanpa harus bilang apakah Mario Teguh sudah menjalankan kata-katanya sendiri? Agar kita bisa membedakan “apa” dan “siapa”. Petuah bijak bisa datang dari siapapun, tapi jangan melekatkan siapa pada apa yang disampaikan. Begitulah seharusnya sikap seorang Muslim.

Apa yang kini mendera Mario Teguh, bisa jadi ujian karena kebesaran figurnya, bisa juga karena yang lain. Kita tidak tahu. Untuk itu, jangan menjadi bagian dari orang yang memperkeruh masalah, karena sebenarnya itu urusan pribadi masing-masing. Itu adalah urusan dapur Pak Mario Teguh, bukan urusan publik. Urusan publik adalah menerima atau tidak petuah bijak yang selama ini diberikan Pak Mario. (red.s)