loading...

Rabu, 14 September 2016

Situs Porno Lebih Berbahaya dari Radikalisme


situs porno



Seorang Radikalis adalah orang yang sebenarnya sangat mencintai agamanya. Hanya porsi pemahamannya terhadap agama tidak lebih dominan dari ideologi yang ia bela. Seorang radikalis adalah orang yang menginginkan kebaikan dalam hidup, namun hanya keliru cara penerapannya. Jika diarahkan dengan benar, dosis fanatiknya dikurangi, seorang radikalis bisa menjadi seorang yang baik. Ini hanya salah asuh, doktrinasi yang begitu kuat yang berkelindan dengan rasa frustasi atas kondisi suatu negara.

Memang ada yang berpendapat bahwa radikalisme lebih berbahaya dari pornografi. Seorang radikalis akut bisa membunuh orang lain dengan berbagai cara, misalkan dengan bom bunuh diri. Tapi seorang pecandu pornografi, maksimal hanya melakukan fantasi seksual hingga berzina. Meski keduanya sama mengerikan, namun seorang pencandu pornografi tidak membunuh seperti seorang radikalis.

Namun pemikiran seperti itu sebenarnya juga kurang tepat. Keduanya memang sama-sama mematikan akal sehat. Tapi pecandu pornografi, tidak memiliki orientasi apapun selain kesenangan sendiri. Karena itu susah penyembuhannya. Kalau pun bisa, setelah sembuh, paling ia hanya tidak tercandu menonton situs porno. Berbeda dengan para radikalis. Jika mereka pada akhirnya menyadari sikap-sikapnya selama ini, mereka akan mengurangi dosis radikalismenya, dan bisa berubah menjadi seorang penganut agama yang peduli. Bahkan ia bisa menjadi juru bicara untuk meruntuhkan dalil-dalil radikalisme yang itu bisa berarti mengurangi tingkat radikalisme yang lebih luas.

Radikalis adalah orang yang peduli kepada kehidupan Umat, hanya perlu sedikit diarahkan tata caranya saja. Berbeda dengan pecandu pornografi, mereka hanya peduli dengan kenikmatan pribadinya. Dan lagipula, diera digital ini, susah sekali membendung situs porno atau kontent porno. Pemerintah hanya bisa block websitenya, tapi tidak bisa membendung transfer filenya. Video porno sekarang bisa dikirim lewat sosial media, bisa viral. Susah untuk membendung.

Untuk itu, perlu bijak dalam memahami kondisi semacam ini. Program deradikalisasi yang berjalan selama ini, justru hanya bersifat preventif. Semestinya sesuai namanya, deradikasi adalah program yang tajam dalam perubahan mental dan ideologi para radikalis. Bukan malah memusuhi dengan melakukan operasi tembak ditempat, yang justru menciptakan radikalisme baru. (*)