loading...

Jumat, 16 September 2016

Islam Berkemajuan Menurut Ketua PDM Kota Blitar



 
Rusdi Riyanto
 
Tim Paguyuban Srengenge setelah wawancara di kediaman beliau

Islam Berkemajuan menjadi tagline dakwah Muhammadiyah. Lalu, bagaimana pandangan Pak Rusdi Riyanto, S.Ag selaku ketua Umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Blitar menanggapi hal tersebut. Berikut dialog Tim Paguyuban Srengenge dengan beliau.

Selama ini Muhammadiyah selalu menggaungkan istilah Islam berkemajuan, Apa pandangan anda terkait itu?

Bagi saya sederhana. Islam itu akan maju kalau Umat Islam itu sendiri mengamalkan nilai-nilai Islam. Jadi Islam yang tidak sekedar status, namun bagaimana ajaran-ajaran Islam itu juga diamalkan.

Termasuk dengan Islam sebagai Rahmat bagi semesta alam atau Islam Rahmatal lil alamin?

Ya, kalau Umat Islam mengamalkan nilai-nilai Islam itu maka Islam akan menjadi rahmat.

Kaitannya dalam dakwah, bagaimana Islam berkemajuan itu diterapkan?

Dakwah itu harus elegan, tidak oleh kaku, keras, atos. Muhammadiyah ingin menjadi Ummatan Wasathon, artinya tidak ekstrem. Tidak boleh gampang menyalah-nyalahkan, apalagi membid’ahkan. Dilihat dulu, jika itu urusan duniawi, maka tidak ada itu bid’ah. Bid’ah hanya urusan ibadah. Kalau Umat Islam menjadi ekstrem, maka yang ada hanya konflik, bukan kemajuan.

Contohnya seperti apa hal duniawi tersebut?

Misalkan tentang budaya lokal. Katakanlah yasinan atau selametan. Sebenarnya kita tidak perlu terburu menganggap itu bid’ah. Justru kita bisa memanfaatkan hal-hal faktual di dalam masyarakat tersebut untuk dakwah. Misalkan saja, kita buat Yasinan Muhammadiyah. Namanya boleh yasinan, tapi isinya bisa kita selipkan dengan tausiyah ataupun membaca surat-surat yang lain.

Misalkan lagi tentang Manakib. Manakib itu kan sejarah. Misalkan kalau manakib yang dibahas sejarah Syekh Abdul Qodir Jaelani, ya kita jangan terburu anti. Kita bisa buat manakib dengan membahas tokoh lain, misalkan Kyai Ahmad Dahlan.

Tapi selama ini sebagian orang menilai Muhammadiyah memang suka membid’ah kan?

Tidak semua. Itu hanya bagi yang belum paham, atau kemasukan ideologi lain. Jika sudah paham lain lagi. Termasuk yang sering menghujat itu, awalnya juga belum paham. Yang terpenting, jika memang tidak setuju dengan sesuatu pendapat, tanyakan dulu, tabayun/klarifikasi dengan pihak terkait, jangan berbicara atau menggunjingkan sesuatu yang belum dipahami, itu bisa menjadi fitnah.

Apa itu ada kaitannya dengan dakwah yang mencerahkan?

Ya tentu. Tapi bagi saya mencerahkan itu tidak hanya dalam hal dakwah, tapi juga aspek lain. Misalkan, ada yang secara keilmuan cerah, tapi ibadahnya gelap. Ada yang ibadahnya cerah, tapi ekonominya gelap. Cerah itu harus dalam semua aspek. Jangan seperti lilin, mencerahkan tapi dirinya sendiri hancur.

Terutama anak-anak muda itu, harus memiliki etos kerja yang tinggi untuk mendapatkan maisah (penghidupan).