Setiap menjadi kader, kita mendapatkan amanah untuk
menjaga stabilitas ikatan. Menjaganya agar tetap ada. Tetapi menjaga saja tidak
cukup, karena itu akan stagnan. Untuk itu, butuh kader pencipta, yang membuat
gagasan, ide, atau kebijakan baru agar Ikatan ini semakin progresif. Kader
pencipta selalu berfikir kreatif, membuat gebrakan yang inovatif. Sebuah
gagasan yang bertumpu pada imajinasi dan mimpi-mimpi. Ia mampu menciptakan
sejarah, menginspirasi dan menandai sebuah perubahan dalam generasinya.
Gagasan dan mimpi pun juga tak selalu bersifat momentual.
Ada gagasan jangka panjang, yang pabila tidak dijaga eksistensinya, hanya akan
menjad ilusi di masa depan. Maka tak cukup menjadi kader pencipta, tipe kader
penjaga pun juga sangat dibutuhkan. Menjaga apa-apa yang pernah dicipta.
Formulasi kader penjaga dan pencipta itulah yang kelak
melahirkan kader penyempurna. Kader yang bisa sekaligus menjaga tapi juga
pandai mencipta. Walhasil, kita bukan lagi generasi penerus, bukan pula
generasi pengganti, tapi generasi penyempurna.
Istilah generasi penerus adalah leksikon usang. Apa yang
diteruskan kalau zaman berubah, apa yang diteruskan jika kondisi sudah
berganti? Kita bukan generasi penerus, bukan pula generasi pengganti. Tapi kita
adalah generasi penyempurna. Yang menjaga eksistensi ikatan, mencipta banyak
hal demi kemajuan, dan menyempurnakan siklus panjang dakwah ini. Belajar dari
keberhasilan sekaligus kegagalan masa lalu dan mentransformasikannya ke masa
sekarang. Sekalipun ukuran sempurna itu sendiri menjadi diskusi panjang yang
tak pernah usai.
But Just do it, or Nothing! Makes mistakes or Nothing! If
you don’t have a plan, you become part of somebody else’s plan.
Selamat datang, kader Penyempurna.