Pagi itu kami masih menanti kedatangan Pak Sutiaji, Wakil
Walikota Malang, di ruang rapat PDM Kota Malang. Jam sudah mendekati pukul 9
pagi. Ada dialog publik tentang transportasi populis, termasuk soal kemacetan.
Pak Sutiaji menjadi salah satu narasumber dan saya akan bertindak sebagai
moderator. Di dalam ruangan, sudah ada Pak Agus Purwadyo dari Muhammadiyah, Pak
Dadang Meru Utomo sebagai panelis, dan juga teman-teman IMM Universitas
Brawijaya yang lain. Sayangnya, Rektor UB berhalangan hadir pagi itu.
Tak lama kemudian, Pak Sutiaji datang. Beliau mengenakan
baju batik, dan berpeci hitam. Beliau duduk bersama kami dalam satu meja. Ada
beberapa suguhan berupa buah dan air mineral. Kami berbincang secara mengalir,
terutama perihal tema yang kami bahas.
Ini sudah kali ketiga saya bertemu secara lansung dengan
Pak Sutiaji. Pertama, waktu pelantikan pengurus baru Organisasi Kosgoro di
Jalan Pandan, belakang KFC itu. Saya hanya sebagai tamu undangan, diundang oleh
Pak Dr. Wahyudi Winarjo yang juga pengurus Organisasi tersebut. Kedua, waktu
acara pondok Romadhon di SDN 1 Kauman Kota Malang, kala itu juga hadir Yohanna,
finalis X Factor.
Seperti sebelum-sebelumnya, pagi itu pun tak ada barisan
protokoler yang mengawal Pak Sutiaji. Meskipun penampilan beliau rapi, berpeci,
ber-batik dan berpantofel, tetapi seolah tak ada personifikasi khusus sebagai
pejabat. Pak Sutiaji nampak sederhana dan dekat. Gestur tubuh dan bicaranya
begitu natural. Sayangnya, Pak Sutiaji tak bisa berlama-lama juga, karena ada
agenda lain yang sudah menanti.
Saya dengar dari Falaq—Panitia acara tersebut—mereka
menghubungi Pak Sutiaji hanya melalu sms. Tidak ribet sebagaimana urusan
birokrasi, yang harus serba administratif. Sikap Pak Sutiaji yang ‘merakyat’
dan tak elitis lah yang sebenarnya membuat suatu kultur dimana pemimipin dan
rakyatnya seolah tak ada sekat. Agaknya, trend pemimpin ‘merakyat’ itu juga di
praktekkan Pak Sutiaji, meski tak se-fenomenal Jokowi dan Ridwan Kamil yang
memang all out.
Contohnya, Jokowi dengan style kemeja putih dan sepatu
kets murahan. Dan Ridwan Kamil yang setiap hari bersepeda. Pak Sutiaji masih
menggunakan mobil, masih ber-batik, ber-pantofel, dll. Hanya saja, secara
personal Pak Sutiaji telah benar-benar menjelma sebagai kepala daerah yang
dengan mudah dijangkau oleh Masyarakat.
Menjadi moderator dengan pembicara Wakil Walikota itu,
adalah yang pertama dan sekaligus menambah rentetan pengalaman saya sebagai
moderator. Setelah menjadi moderator rektor dan beberapa profesor, kini
memoderatori wakil walikota. Kedepan semoga saja ada kesempatan memoderatori
wali kota, gubernur, bahkan Presiden. Amin. Hehe..
Tapi selamat atas terselenggaranya acara, saya turut
senang bisa membantu acara tersebut. :)
Malang, 6 Desember 2014
A Fahrizal Aziz