Kota Malang sudah mulai diguyur hujan. Sudah tiga hari
ini saya numpang di “rumah singgah” klandungan, tujuannya hanya satu ;
menghadiri beberapa kegiatan IMM. Seperti kunjungan DAD, Mengisi materi, dan
menjadi penggembira dalam workshop kepenulisan PC IMM Malang.
Sabtu Pagi (15/11/14), saya memulai perjalan ke DAD
Komisariat Revivalis di Masjid Alfurqon Batu. Sempat merasakan nikmatnya sholat
dhuhur di masjid itu, masjid yang bagus, bersih, dan menyuguhkan pemandangan
yang indah.
Disana, saya hanya mengantarkan Yusuf mengisi materi
ke-IMM-an, sambil berbincang sederhana dengan para panitia dan pengurus
komisariat yang nampak (masih) bersemangat. Ada 10 kader baru yang ikut DAD.
Lumayan.
Selanjutnya, perjalanan darat kembali dilanjutkan ke SMA
Islam Batu. Disana tengah prepare untuk persiapan workshop kepenulisan
PC IMM Malang. Sampai kemudian sebuah sms mendarat ke ponsel. Itu sms dari
Fatih dan Zu’a. Saya harus ke tawangargo-Karangploso karena harus mengisi
materi Logika Berfikir. Saya dengar, DAD Reformer dihadiri 5 orang peserta.
Perjalan dari SMA Islam Batu ke Karangploso ternyata
tidak berjalan mulus, ada kemacetan panjang sebelum jembatan merah, disebabkan
truck yang macet dijalan tanjakan. Materi yang dijadwalkan pukul 12.45,
berlangsung jam 13.15.
Akhirnya, saya bisa bertemu dengan lima peserta DAD
tersebut. Satu laki-laki, dan empat perempuan. Saya jadi teringat ketika
menjadi MOT tahun 2011 dulu. Peserta DAD ada 12 (seingat saya), dan hanya ada 2
orang laki-laki. Salah satunya, tidak bisa ikut hingga akhir. Mungkin karena
tekanan psikologis.
Seperti halnya di Revivalis, para panitia DAD Reformer
pun nampak (masih) bersemangat. Meskipun beberapa terlihat lelah. Maklum, dua
hal yang pasti ketika menjadi peserta atau panitia DAD, adalah kurang tidur dan
(kurang) makan. Hehe.
Untung saja, saya masih fresh karena pagi itu sarapan
soto ayam lamongan di dekat bulukerto.
Setelah mengisi materi, saya berbincang sejenak sampai
sekitar jam 4 sore. Baru kemudian kembali ke SMA Islam Batu. Disana sudah
dimulai materi pertama bersama Pak Himawan Susanto. Dosen UMM, yang sekaligus
memberikan motivasi untuk menulis hingga magrib berkumandang, dan kami sholat
berjamaah di mushola minimalis milik sekolah tersebut.
Selepas magrib, saya keluar mencari makan malam,
sekaligus menikmati jalanan kota Batu. Sebuah kota yang terintegrasi dengan
suasana pegunungan yang sejuk. Serasa berada di desa, tapi bisa sekaligus
menikmati modernitas kota.
Sekitar jam 20.00, workshop dilanjutkan materi kedua.
Kali ini, Mas Pradana Boy ZTF datang sebagai pemateri. Kandidat Doktor National
University of Singapore tersebut lebih banyak menceritakan pengalaman
pribadinya dalam menulis, terutama dalam menulis Novel. Mas Boy membagikan
banyak inspirasi, banyak hal-hal reflektif yang beliau ceritakan. Bagi Mas Boy,
menulis adalah panggilan hidup.
Tentu sangat menarik mendengarkan Mas Boy yang selama ini
dikenal sebagai akademisi maupun intelektual, dan bahkan pernah disebut Prof.
Imam Suprayogo sebagai the next Cak Nur, berbicara soal Novel. Sebuah karya
sastra yang identik dengan hal-hal fiktif. Meskipun banyak juga novel yang
berangkat dari realita.
Mas Boy mengakhiri materi sekitar pukul 22.28 WIB. Saya
melengkapi buku catatan kecil saya
dengan “inspirasi malam dari Mas Boy”. Akhir pekan yang penuh makna,
menyusur kota batu, bertemu dengan calon-calon kader muda progresif, dan
mengikuti dua “kuliah” menulis yang mencerahkan.
Tiga kata kunci untuk hari ini : Musim Hujan, DAD, dan
inspirasi malam. Terima kasih atas pembelajaran berharga itu ya Tuhan. Besok
masih ada motivasi menulis dari Mas Hasnan.
Malam ini saya akan beristirahat sejenak, diatas kursi,
disebuah bangunan yang sudah mulai tua. Tanpa selimut, dan semilir hawa dingin
meranggas masuk melalui ventilasi. Semoga saya tidak masuk angin.
15 November 2014
A Fahrizal Aziz