Kata-kata ini
terlontar dari Kabid Hikmah, Muhammad Nabawi saat rapat pleno penetapan ketua
Korkom UMM (25/11/13) yang lalu. Ia menjelaskan jika selama ini –sebelum dan
setelah Musycab—kita sudah banyak bersikap politis. Hal itu saya benarkan.
Jujur, memang ada gerakan Politis dilakukan, terutama menjelang pemilihan
formatur. Saya pribadi tidak menampik hal itu, karena secara sadar saya juga
melakukan hal itu. Kini, orientasi yang akan dilakukan adalah untuk kepentingan
Perkaderan dan Dakwah.
“Kita harus
berhenti bersikap politis! Sekarang fokus saja ke masalah Perkaderan dan
Dakwah” hati saya lega mendengar kata-kata itu. Apalagi statement tersebut
diungkapkan Kabid Hikmah, yang orientasi progam kerjanya lebih banyak ke ranah
politik. Berfikir politis memang tidak bisa dipungkiri, apalagi di IMM Malang
yang konstelasinya begitu kompleks. Klan-klan Politik itu tentu ada. Namun,
ketika semua sudah masuk menjadi Pimpinan Cabang, baju-baju politik itu harus
dibuang. Semua kini satu, tidak ada lagi pengkotak-kotakan.
Selama ini,
kepentingan Politik memang telah lama menyandra Gerakan Mahasiswa, tak
terkecuali IMM. Isu-isu tak sedap kerapkali hadir mengisi ruang-ruang
dialektika. Misalkan di UMM, sejak dahulu selalu berhembus anggapan jika
Komisariat “Tamadun” FAI selalu kontra dengan Komisariat “Aufklarung” Teknik.
Di UMM sudah ada tiga klan Politik. Itulah yang menyebabkan suara UMM selalu
pecah, baik ketika Musycab maupun agenda politik lokal semisal Pemira. Benar tidaknya,
tentu semua harus dikaji secara komprehenship.
Menjelang
Musyawarah Cabang pun, gerakan Politik itu mulai muncul. Dan biasanya, itu
terbawa pada kebijakan Cabang. Misalkan, ketika ketua Cabang dari Komisariat
“A”, maka kebijakan strategis tidak akan lepas dari kepentingan Komisariat “A”
tersebut. Inilah yang menyebabkan instabilitas di IMM Cabang Malang. hal itu
terlihat jelas ketika Musycab. Terlihat betul wahana “balas dendam” dan bagi
komisariat yang tidak memiliki “kepentingan”, hanya akan menjadi penggembira
forum.
Ungkapan
“berhenti bersikap Politis!” itu menjadi sebuah refleksi yang harus
diapresiasi. Pada intinya, gerakan politik sektoral, yang hanya mengusung
kepentingan golongannya saja, akan membuat kita lelah dan jenuh. Ketika sudah duduk
di Pimpinan Cabang, harusnya kita sudah berhenti berfikir golongan/klan
Politik. Kita harus menyatukan kepentingan bersama, yaitu kepentingan untuk
membangun IMM.
Hari ini,
sekalipun tidak semua perwakilan komisariat duduk di struktural PC IMM Malang,
setidaknya semua komisariat memiliki delegasi di struktural Korkom. Di UMM
misalkan, saya pribadi sangat menyayangkan tidak adanya perwakilan dari
Komisariat Renaisance dan Aufklarung di struktur PC. Namun, ketua Korkom UMM
kini adalah kader Renaissance dan beberapa strukturnya terdiri dari berbagi
komisariat, termasuk didalamnya Komisariat Aufklarung, Psikologi, Fastco dan
Fikes yang tidak ada di struktural Cabang. Harapannya, dengan ini akan ada
kolaborasi aktif.
Semoga kita bisa
belajar dari kesalahan periode-periode sebelumnya. IMM Cabang Malang adalah
milik bersama. Kita harus berjuang bersama, berhenti berfikir sektarian, dan
baju-baju kepentingan diluar kepentingan bersama itu, harus segera
ditanggalkan. Jika tidak, maka periode ini mungkin tidak akan ada bedanya
dengan periode-periode sebelumnya . kita harus berubah! Berhenti bersikap
politis! wollohu’alam.
Malang,
28 November 2013
A
Fahrizal Aziz