loading...

Kamis, 09 April 2015

Generasi kedua Almaun Community Malang



Alhamdulilah, atas ijin Allah Swt, pada tanggal 7 September 2013, Almaun Community Malang telah memiliki nahkoda baru yaitu Immawan Deny Aditya Susanto, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya dan juga Mantan Ketua Umum IMM Komisariat Fuurikazan 2012-2013. Terpilihnya Koordinator baru ini sekaligus membuka babak baru gerakan Almaun generasi kedua. Sebuah inisiatif yang begitu mulia dari para domisioner agar silaturahim antar kader-kader IMM UIN, UM, UB, IBU dan UK bisa terus terjalin dan saling menguatkan.


Dalam forum itu pula, diputuskan Immawati Ilfatul Amanah dari IMM Komisariat Saintek UM dan Immawati Ulul dari Komisariat Reformer UIN sebagai Sekretaris dan bendahara. Dalam perjalanannya, Almaun telah banyak melakukan kegiatan sebagai wujud membangun silaturahim semisal almaun cup, diskusi kultural, bedah buku, kajian bersama dan lain sebagainya. Termasuk dalam rangka menguatkan keberadaan IMM Komisariat Perjuangan Universitas Kanjuruhan yang sedikit mengalami goncangan eksistensi.

Seiring dengan lahirnya komunitas ini, tidak sedikit anggapan miring yang menyertainya. Bahkan ada yang beranggapan jika Almaun ini adalah replika cabang dua, anggapan seperti itu bisa saja benar bisa pula salah, namun ada satu hal yang perlu disadari. Ibarat sebuah tubuh, Almaun Community telah menjadi bagian yang sangat vital dalam proses penguatan IMM di kota Malang. jadi, andaikan Almaun ini adalah gerakan ‘ilegal’ dalam IMM, harusnya akan membawa dampak negatif, namun justru sebaliknya, Almaun justru ikut dalam penguatan ke-IMM-an.

Maka, seiring waktu anggapan miring dan prasangka buruk itu akan terhapus sendirinya oleh waktu. Dan para penggerak Almaun pun tidak perlu khawatir dengan beragam isu dan anggapan miring itu, semoga ikhtiar bersama ini terus berjalan, semakin kokoh dan memberikan banyak inspirasi kepada Umat Islam, khususnya kepada para kader kita. Jika berkontribusi kepada umat itu bisa melalui banyak jalan, tidak selalu dengan jalan struktural.

Di Muhammadiyah sendiri, banyak pula lembaga eksponen yang juga ikut menguatkan dakwah dan idiologi Muhammadiyah. Misalkan Almaun Institute dan Maarif Institute. Kedua lembaga itu sekalipun independen, namun corak gerakan yang dibangun dalam satu sisi mengusung nilai-nilai kemuhammadiyahan. Almaun Community Malang, dalam skala yang lebih kecil, mencoba mengambil peran-peran tersebut. Sehingga, benang merah idiologi Almaun akan terus tersambung dengan IMM yang mencoba menekankan tiga aspek fundamental dalam gerakannya ; Intelektual, Religius, dan Humanis.

Sehingga, ketika ada beberapa pihak yang mencoba melakukan komunikasi-komunikasi politik dan membawa Almaun untuk kepentingan-kepentingan politik yang bersifat sektoral dan sesaat, ada baiknya untuk mengurungkan niatnya. Dan para penggerak Almaun pun akan terus menghalau upaya-upaya untuk menyesatkan Komunitas yang didirikan atas inisiator mulia para domisioner ini, karena ada masalah yang lebih penting daripada terlibat dalam politik praktis yang belum jelas rimbanya tersebut.

Kedepan, semoga gerakan penguatan Dakwah yang diusung Almaun ini terus bisa digaungkan agar eksistensi IMM semakin berkibar. Dan Silaturahim antara IMM baik di UIN, UB, UM, IBU dan UK semakin terjalin erat, agar Dakwah IMM dilima kampus tersebut bisa berjalan dengan baik dan akan melahirkan kader-kader progresif untuk Ikatan, Umat, dan Bangsa. Selamat mengemban tugas menarik ini. Wallohu’alam

Malang, 8 September 2013
A Fahrizal Aziz