Alhamdulilah,
atas ijin Allah Swt, pada tanggal 7 September 2013, Almaun Community Malang
telah memiliki nahkoda baru yaitu Immawan Deny Aditya Susanto, Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya dan juga Mantan Ketua Umum IMM
Komisariat Fuurikazan 2012-2013. Terpilihnya Koordinator baru ini sekaligus
membuka babak baru gerakan Almaun generasi kedua. Sebuah inisiatif yang begitu
mulia dari para domisioner agar silaturahim antar kader-kader IMM UIN, UM, UB,
IBU dan UK bisa terus terjalin dan saling menguatkan.
Dalam forum itu
pula, diputuskan Immawati Ilfatul Amanah dari IMM Komisariat Saintek UM dan
Immawati Ulul dari Komisariat Reformer UIN sebagai Sekretaris dan bendahara. Dalam
perjalanannya, Almaun telah banyak melakukan kegiatan sebagai wujud membangun
silaturahim semisal almaun cup, diskusi kultural, bedah buku, kajian bersama
dan lain sebagainya. Termasuk dalam rangka menguatkan keberadaan IMM Komisariat
Perjuangan Universitas Kanjuruhan yang sedikit mengalami goncangan eksistensi.
Seiring dengan
lahirnya komunitas ini, tidak sedikit anggapan miring yang menyertainya. Bahkan
ada yang beranggapan jika Almaun ini adalah replika cabang dua, anggapan
seperti itu bisa saja benar bisa pula salah, namun ada satu hal yang perlu
disadari. Ibarat sebuah tubuh, Almaun Community telah menjadi bagian yang
sangat vital dalam proses penguatan IMM di kota Malang. jadi, andaikan Almaun
ini adalah gerakan ‘ilegal’ dalam IMM, harusnya akan membawa dampak negatif,
namun justru sebaliknya, Almaun justru ikut dalam penguatan ke-IMM-an.
Maka, seiring
waktu anggapan miring dan prasangka buruk itu akan terhapus sendirinya oleh
waktu. Dan para penggerak Almaun pun tidak perlu khawatir dengan beragam isu
dan anggapan miring itu, semoga ikhtiar bersama ini terus berjalan, semakin
kokoh dan memberikan banyak inspirasi kepada Umat Islam, khususnya kepada para
kader kita. Jika berkontribusi kepada umat itu bisa melalui banyak jalan, tidak
selalu dengan jalan struktural.
Di Muhammadiyah
sendiri, banyak pula lembaga eksponen yang juga ikut menguatkan dakwah dan
idiologi Muhammadiyah. Misalkan Almaun Institute dan Maarif Institute. Kedua
lembaga itu sekalipun independen, namun corak gerakan yang dibangun dalam satu
sisi mengusung nilai-nilai kemuhammadiyahan. Almaun Community Malang, dalam
skala yang lebih kecil, mencoba mengambil peran-peran tersebut. Sehingga,
benang merah idiologi Almaun akan terus tersambung dengan IMM yang mencoba
menekankan tiga aspek fundamental dalam gerakannya ; Intelektual, Religius, dan
Humanis.
Sehingga, ketika
ada beberapa pihak yang mencoba melakukan komunikasi-komunikasi politik dan
membawa Almaun untuk kepentingan-kepentingan politik yang bersifat sektoral dan
sesaat, ada baiknya untuk mengurungkan niatnya. Dan para penggerak Almaun pun
akan terus menghalau upaya-upaya untuk menyesatkan Komunitas yang didirikan
atas inisiator mulia para domisioner ini, karena ada masalah yang lebih penting
daripada terlibat dalam politik praktis yang belum jelas rimbanya tersebut.
Kedepan, semoga
gerakan penguatan Dakwah yang diusung Almaun ini terus bisa digaungkan agar
eksistensi IMM semakin berkibar. Dan Silaturahim antara IMM baik di UIN, UB,
UM, IBU dan UK semakin terjalin erat, agar Dakwah IMM dilima kampus tersebut
bisa berjalan dengan baik dan akan melahirkan kader-kader progresif untuk
Ikatan, Umat, dan Bangsa. Selamat mengemban tugas menarik ini. Wallohu’alam
Malang,
8 September 2013
A
Fahrizal Aziz